Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
PT Astra Agro Lestari Tbk terus mengembangkan inovasi digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di seluruh proses operasional perusahaannya. Dengan mengoperasikan pabrik pengolahan kelapa sawitnya, Astra Agro Lestari memastikan setiap langkah operasional berjalan optimal.
“Di antara 32 pabrik yang kami miliki, 14 unit di antaranya adalah Kernel Crushing Plant (KCP). Kami juga memiliki dua refinery, selain itu juga memiliki satu unit CPKO, dua pabrik mixing plan, dan dua pabrik pupuk untuk mendukung operasional di wilayah tersebut,” kata Chief Technical Officer PT Astra Agro Lestari Tbk, Widayanto dalam seminar sesi I bertema “Menjadikan Pabrik Sawit Efisien dan Tepat Guna” di Sawit Indonesia EXPO 2024 yang berlangsung di Pekanbaru, Sabtu (10/8/2024).
Widayanto menjelaskan bahwa perusahaan juga memiliki 14 port activity yang mendukung pengiriman produk hingga sampai ke pelanggan. Ini semua dikelola dengan sistem yang disebut Plantation Information Management System (PIMS), yang merupakan rumah bagi semua inisiatif digitalisasi Astra Agro.
“Konsep PIMS meliputi seluruh rantai operasional, mulai dari panen, angkut, hingga pengolahan. Salah satu inovasi kunci kami adalah sistem boarding yang memastikan kelancaran proses di pabrik. Sistem ini mengintegrasikan berbagai elemen operasional, termasuk manajemen feed stock dan sumber daya manusia, sehingga proses produksi berjalan lebih optimal,” lanjutnya.
Sistem boarding ini memungkinkan Astra Agro untuk mengelola Tandan Buah Segar (TBS) eksternal dengan lebih efisien. Dengan adanya sistem ini, para pemasok bisa mengetahui kapan mereka harus memasok TBS ke pabrik, sehingga mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi transportasi. Selain itu, sistem ini juga mengoptimalkan penggunaan sumber daya di pabrik, mulai dari waktu operasional hingga alokasi tenaga kerja.
“Kami juga telah mengembangkan MELLI (Mill Excellent Indicator), sebuah sistem yang mengidentifikasi enam titik kontrol kritis di operasional pabrik. Dengan MELLI, kami bisa memonitor stabilitas operasional pabrik secara real-time dan memastikan bahwa setiap pabrik beroperasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,” tambah Widayanto.
Inovasi lain yang dikembangkan adalah ALMIRA, sebuah sistem yang menggabungkan perencanaan maintenance mingguan dan harian untuk memastikan pabrik beroperasi dengan maksimal tanpa gangguan. Sistem ini memungkinkan Astra Agro untuk mengurangi frekuensi breakdown dan meningkatkan availability pabrik.
“Secara keseluruhan, inisiatif-inisiatif ini telah memberikan dampak positif terhadap efisiensi dan produktivitas pabrik kami. Dari boarding system yang meningkatkan efisiensi sebelum proses pengolahan, hingga MELLI yang menjamin stabilitas operasional, dan ALMIRA yang mengoptimalkan resources dan meminimalkan breakdown,” ungkap Widayanto.
Widayanto juga menjelaskan bahwa apa yang dilakukan perusahaan merupakan komitmen dari Sustainability Aspiration 2030 yang salah satunya yakni strategi Portfolio dimana fokus pada upaya penurunan emisi gas rumah kaca dan strategi Public Contribution. “Jadi kalau di Public Contribution dengan kita memastikan boarding system. Salah satunya adalah kita punya ikatan dan juga pemahaman bahwa mitra atau para petani itu akan menjadi tamu yang harus kita service. Kita sampai membangun anjungan. Jadi anjungan ini adalah seperti transit, jadi kalau supir yang datang, kita sampaikan, karena supir itu menjadi perantara pemilik dan kami di pabrik,” tutupnya.*
Sumber: News.majalahhortus.com