Mangrove merupakan kumpulan pohon yang tumbuh di daerah yang dipengaruhi pasang surut, dengan beragam manfaat untuk lingkungan. Salah satu jenis yang sering ditemukan adalah pohon bakau. Tanaman ini yang banyak tumbuh di daerah pinggir pantai.
Di Indonesia sendiri, bakau banyak ditemukan di kawasan pesisir pantai. Namun, belakangan ini pertumbuhan pohon bakau semakin menurun, hal ini lah yang mendasari tim konservasi dan corporate social responsibility (CSR) PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) di wilayah Aceh untuk kembali membudidayakan tanaman bakau ini.
Astra Agro Grup memiliki tiga area terpisah yang tersebar di Aceh, diantara bagian Aceh paling selatan, yaitu Aceh Singkil, Aceh bagian Barat di Aceh Barat, serta yang paling terdekat dengan provinsi Banda Aceh yaitu Aceh Jaya.
Sejarah singkat mengenai Astra Agro Grup di Aceh yang menjadikan bakau sebagai andalan program demi menjaga keseimbangan hayati dimulai di Aceh Singkil, PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB) telah berkomitmen menjalankan rehabilitasi bakau di pesisir Desa Ring 1 perusahaan, Desa Kilangan, yang sudah dilakukan sejak 2018 dan akan berkelanjutan hingga 2025.
Dengan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup Aceh Singkil serta membina Kelompok Tani Hutan Payau Teluk Bayu (KTHPTB), PT PLB menyadari ini adalah komitmen penting yang harus diimplementasikan untuk memberi dampak positif kepada lingkungan serta memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
“Dulu sebelum ada program penanaman bakau dari PLB daerah pesisir pantai desa kilangan ini begitu gersang, sepanjang rencana program dari 2018-2025 lah kami kelompok tani dan masyarakat jadi sangat terbantu, karena wilayah penanamannya sudah penuh jadi 2025 itu yang terakhir,” kata Irwan Ketua KTHPTB.
Saat ini hingga 2023 terakhir, PT PLB telah tanam sebanyak 40.900 bakau, yang akan dilanjutkan di tahun-tahun terakhir penutupan di lokasi terencana, PT PLB berharap akan ada kembali peluang untuk melestarikan dan membudidayakan bakau di lokasi-lokasi lain sebagai aksi dari tanggung jawab perusahan terhadap lingkungan dan masyarakat.
Tak hanya sampai disitu, inisiasi penanaman bakau kembali digaungkan oleh PT Tunggal Perkasa Plantation 3 (TPP3), Astra Agro Grup di Aceh Jaya. Tanam perdana dilakukan pada tahun 2023 ini di pantai Krueng No, pantai yang menjadi wilayah penting karena begitu berdekatan dengan jalan yang menjadi satu-satunya alternatif lintas yang dilalui masyarakat.
“Sebagai bentuk kepedulian, kita harus segera bertindak, dan perusahaan punya andil juga tanggung jawab, selain ini adalah ring 1 PT TPP3, jalanan bisa terabrasi oleh pantai, lalu masyarakat banyak yang akan terdampak,” ujar Riduan Manik, Community Development Area Manager Aceh.
Riduan melanjutkan, bahwa program rehabilitasi di TPP3 juga akan direncanakan agar berjalan berkelanjutan serta ikut membentuk kelompok-kelompok tani agar dapat terpelihara dengan baik dan tentunya membantu membuka mata pencaharian baru bagi mereka.
Tak mau kalah, sambil memanfaatkan momentum Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melakukan penanaman sebanyak 5.000 Bakau di kawasan muara Sungai Meureubo yang kali ini Astra Agro Grup Aceh Bagian Barat, PT Karya Tanah Subur menjadi salah satu pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Aceh Barat, Bukhari, menjelaskan penanaman bakau ini sebagai upaya untuk menyelamatkan lingkungan dari ancaman erosi sungai, abrasi pantai dan upaya mendukung ekonomi masyarakat pencari kerang dan kepiting di aliran sungai, mengingat lokasi tersebut selama ini kerap dijadikan sebagai sumber ekonomi masyarakat setempat.
Senada dengan Bukhari, Ashar Khoirurrozi Assistant Corporate Social Responsibility (CSR) PT KTS, sebagai perwakilan perusahaan mengatakan bahwa PT KTS sangat bangga dapat bergabung dengan seluruh pihak yang terlibat pada inisiasi penanaman yang begitu banyak manfaatnya ini.
Menurutnya, penanaman bakau tidak hanya sebagai wujud kepedulian terhadap kelestarian alam, namun menjadi salah satu langkah dalam upaya konservasi lingkungan, menjaga ekosistem pesisir dan laut, serta menjaga habitat bagi berbagai biota laut.
“Ini awal yang baik bagi kami, dari 5.000 pokok bakau yang ditanam, PT KTS memberikan kontribusi sebanyak 1.200 pokok bakau, nantinya kami juga berkomitmen untuk membuat program tanam ini terus terjaga dan berkelanjutan,” tutup Ashar.
Keseimbangan ekosistem menjadi komitmen utama Astra Agro grup dalam menjalankan proses bisnis yang berkelanjutan. Astra Agro terus mempertegas komitmennya dalam menjaga harmonisasi dengan masyarakat melalui public contribution roadmap dengan berbagai program CSR yang berbasis pada empat pilar utama yaitu Pilar Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, dan Lingkungan.
Banyak faktor yang menyebabkan penurunan pertumbuhan bakau seperti kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat bakau dan bagaimana cara membudidayakannya.
Dengan menjadikan rehabilitasi mangrove ini sebagai andalan untuk menjaga lingkungan Astra Agro juga berharap mampu memperkenalkan potensi mangrove melalui edukasi pengetahuan dan pengalaman, serta pembinaan kepada masyarakat tentang hutan mangrove yang berdampingan dengan laut, pantai, dan biota lautnya.