Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
Pangkalan Bun – Petani menjadi salah satu tulang punggung industri kelapa sawit Indonesia, dengan presentase lebih dari 40% total perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Dengan isu produktivitas sawit nasional yang stagnan, Astra Agro Lestari mendorong program kemitraan bersama dengan petani lokal.
“Kerja sama dengan petani sawit menjadi langkah solutif untuk pemberdayaan masyarakat yang juga menguntungkan Perusahaan,” tutur Jaswadi, Partnership Area Manager Kalimantan Tengah (Kalteng) saat ditemui di acara Pembinaan dan Pendampingan Mitra di Pangkalan Bun.
Acara ini dihadiri oleh 225 mitra petani Astra Agro area Kalteng yang meliputi PT GSDI-GSYM, PT GSIP-AMR, PT GSPP, PT SINP-PBNA dan PT NAL pada 27-28 agustus 2024 di Research & Development Center Astra Agro, Pangkalan Bun dan Mess PT NAL, Lamandau.
Jaswadi menjelaskan dalam menjawab tantangan pasar global terhadap isu keberlanjutan, Astra Agro Lestari memberikan pembinaan dan pendampingan mitra tentang tata kelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Hal ini menjadi salah satu upaya Astra Agro dalam memastikan sumber yang bertanggung jawab (responsible sourcing).
“Saya sudah bermitra dengan Astra Agro sejak tahun 2003, pada perjalanannya banyak terbantu dan belajar terutama bagaimana mengelola kebun sawit dengan benar,” ungkap salah satu mitra petani.
Jaswadi menuturkan pembinaan dan pendampingan mitra petani Astra tidak hanya memberikan edukasi berupa teori, namun juga pendampingan langsung di lapangan untuk memastikan tata kelola perkebunan yang baik.
Kunjungan rutin pun dilakukan agar mitra petani dapat berkonsultasi langsung terkait tantangan yang dihadapi.
“Secara berkala tim kemitraan akan melakukan pendampingan langsung untuk melihat kondisi perkebunan mitra. Tidak sekadar konsultasi, kami berusaha menawarkan beberapa solusi alternatif bagi mitra dan tidak jarang berpartisipasi aktif untuk proses perawatannya,” ujar Jaswadi.
Sumber: Radarsampit.jawapos.com