Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
Pangkalan Bun (ANTARA) – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Indah Makmur binaan PT Gunung Sejahtera Dua Indah (GSDI) dan PT Gunung Sejahtera Yoli Makmur (GSYM) yang terletak di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Kalteng), selalu menekankan pentingnya bahasa daerah, khususnya Suku Dayak, masuk dalam pelajaran muatan lokal (mulok).
Salah Seorang Guru Muatan Lokal SMP Indah Makmur bernama Neva Bella di Pangkalan Bun, Selasa membenarkan bahwa pihaknya mengintegrasikan bahasa Dayak Ngaju dalam pelajaran muatan lokal.
“Langkah itu sebagai upaya mengajak para siswa agar tetap berbahasa Dayak, sekaligus melestarikan bahasa daerah,” ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, sejalan dengan Trigatra Bangun Bahasa yang dimiliki Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2009.
“Jadi, sejak tahun 2023, SMP Indah Makmur memasukan bahasa daerah sebagai salah satu pembelajaran mulok,” tambah Neva.
Dirinya juga mengatakan bahwa komitmen pihaknya diintegrasikan dengan program ekstrakurikuler sekolah dengan melakukan pembuatan komik dari cerita rakyat legendaris Kalimantan Tengah, diantaranya asal mula Danau Melawen dan legenda Hantuen.
Untuk menarik minat siswa sekaligus mengembangkan keahliannya, kami membuat komik digital berbahasa Dayak Ngaju. Pembuatan komik ini melibatkan banyak pihak, tapi untuk script dan designnya dari siswa-siswi kami,” jelasnya.
Dia menyampaikan, bahwa komik tersebut dibuat dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan dalam bahasa Dayak Ngaju. Melalui proses verifikasi keaslian cerita dan tata bahasa, pembuatan komik ini melibatkan banyak pihak, mulai dari siswa, guru, masyarakat asli Kalteng, dan pemerintah daerah.
“Bahasa Dayak Ngajuk menjadi bahasa menarik karena Dayak Ngaju merupakan salah satu sub etnis dayak terbesar di Kalteng. Belum lagi, akses untuk mempelajari bahasa daerah satu ini lebih mudah ditemukan, baik secara online juga sudah ada kamusnya,” disampaikannya.
Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan terdapat 23 bahasa yang berada di Kalteng. Dilansir melalui situs web kemendikbud, Bahasa Dayak Ngaju merupakan bahasa yang dituturkan oleh sebagian besar penduduk Kalteng.
Sumber: Antara Kalteng