Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
PEKANBARU – PT Kimia Tirta Utama (KTU), anak usaha Astra Agro Lestari, mencatatkan pencapaian gemilang dengan meraih status zero kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama puncak musim kemarau 2024, yang berlangsung pada Juli dan Agustus 2024. Upaya kolaboratif dengan masyarakat, kelompok tani, dan aparat setempat menjadi kunci utama dalam mencegah munculnya titik api di wilayah operasional mereka.
Community Development Officer (CDO) PT KTU Arif Hardiman mengungkapkan upaya bersama tersebut telah membuahkan hasil yang luar biasa. “Selama puncak musim kemarau pada Juli – Agustus di PT KTU, tidak terjadi kebakaran. Kami berhasil mencapai zero karhutla,” ujarnya, Rabu (11/9/2024).
Keberhasilan ini sangat signifikan mengingat peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memproyeksikan suhu panas bisa mencapai 35,6°C karena fenomena gerak semu matahari. Kondisi ini diperparah oleh minimnya tutupan awan yang mengakibatkan potensi kebakaran meningkat. Untuk mengantisipasi situasi ini,
PT KTU jauh-jauh hari telah menyiapkan peralatan keamanan seperti pompa air dan mendirikan posko karhutla untuk memantau wilayah rawan kebakaran. Selain itu, perusahaan juga rutin melakukan pelatihan pemadaman api bagi tim internal dan masyarakat sekitar.
“Kami juga sering melakukan patroli bersama dengan Masyarakat Peduli Api (MPA), Polri, dan TNI, serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait bahaya karhutla,” tambahnya. Tak hanya itu, kelompok masyarakat lainnya seperti Laskar Melayu Riau dan nelayan turut dilibatkan dalam pengawasan dan pencegahan kebakaran hutan. Mereka aktif memantau kawasan pesisir dan area rawan lainnya. Administratur PT KTU Teddy Yohendra Siregar menegaskan bahwa patroli gabungan ini merupakan bentuk komitmen perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan dan mendukung program pemerintah Kabupaten Siak untuk mencapai zero fire. “Kami berharap tidak ada kebakaran di wilayah HGU PT KTU dan sekitarnya sehingga tujuan zero fire yang dicanangkan pemerintah dapat tercapai,” jelas Teddy.
Selain prestasi zero karhutla, PT KTU juga menarik perhatian internasional dengan kedatangan Qu Dongyu, Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), pada akhir Agustus lalu.
Kunjungan ini mencakup peninjauan proses panen kelapa sawit dan upaya pelestarian ekosistem, termasuk kunjungan ke Andalas Research Center yang fokus pada penelitian untuk mendukung praktik pertanian ramah lingkungan. Langkah-langkah proaktif PT KTU dalam menghadapi karhutla serta komitmen keberlanjutan perusahaan semakin memperkuat posisinya sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Sumber: Sumatra.bisnis.com