Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
Jambi — Pendidikan termasuk salah satu hak yang harus bisa dinikmati semua masyarakat, termasuk Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi.
Beruntung, dua pemuda Suku Anak Dalam bernama Bejujung dan Besiar baru mengukir sejarah baru dengan menyelesaikan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.
Di tengah hiruk pikuk kelulusan Universitas Jambi, Bejujung dan Besiar hadir bersama keluarganya. Dari sinar mata kedua orang tua mereka terpancar suka cita.
Bejujung dan Besiar adalah dua dari sedikit keturunan Suku Anak Dalam yang mau melanjutkan studi hingga perguruan tinggi. Selama tiga tahun terakhir, kedua pemuda ini tekun belajar di Program Studi Diplomat III Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi (UNJA).
Bejujung bercerita bahwa pada awalnya ada perasaan ragu dalam hati untuk melanjutkan studi hingga perguruan tinggi. Setelah PT Sari Aditya Loka 1 (PT SAL) memberikan beasiswa pendidikan, keraguan itu pun sirna.
“Saya pasti bisa menjalani kuliah dan beradaptasi dengan lingkungan kampus,” kata Bejujung, mencoba menceritakan proses ia masuk kampus.
Besiar pun merasakan hal yang sama. Keraguan sempat menghadang, namun restu orang tua dan kepastian beasiswa dari PT SAL telah mengukuhkan keinginannya. Menurutnya, dengan mengenyam pendidikan tingkat tinggi maka peluang dia menciptakan perubahan menjadi lebih besar.
“Saya ingin memajukan sektor pertanian atau memandirikan warga Suku Anak Dalam di bidang pertanian,” ungkapnya.
Begitu pun dengan Bejujung yang berharap mampu menjadi pendukung perubahan untuk warga Suku Anak Dalam. Ia berharap masyarakatnya lebih maju dan bisa menggarap lahannya secara mandiri.
Ia mengambil tugas akhir dengan judul “Manajemen Produksi Obat Herbal Suku Anak Dalam Kelompok Ubat Psako Desa Pematang Kabau Kecamatan Air Hitam”.
Bejujung meyakini topik tersebut erat kaitannya dengan melimpahnya tanaman obat di dalam Kawasan Taman Nasional Bukit Dua yang bisa diolah lebih baik.
Menurutnya masyarakat Suku Anak Dalam masih percaya dengan obat tradisional namun tidak bisa melakukan pengemasan dan tidak tahu takaran dalam pengobatan tradisional.
“Kesimpulan saya dalam topik tugas akhir adalah bahwa produksi tanaman obat di masyarakat Suku Anak Dalam masih banyak yang belum tergali,” jelasnya.
Sementara itu, Besiar fokus pada “Manajemen Pemasaran Obat Herbal Oleh Kelompok Ubat Pusako Desa Pematang Kabau Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun”.
Keduanya peduli dengan kekayaan obat herbal Suku Anak Dalam. “Bagaimana obat herbal tersebut bisa dipasarkan sehingga bisa menambah kesejahteraan warga SAD,” ungkap Bejujung.
PT Sari Aditya Loka yang menjadi perusahaan kelapa sawit bagian Grup Astra Agro Lestari menjadi pemberi beasiswa hingga Bejuang dan Besiar menamatkan pendidikan di perguruan tinggi.
Manajemen PT SAL melihat potensi pada kedua pemuda tersebut, ditambah kepribadian yang tekun dan mau berusaha. Beasiswa yang diberikan berupa uang saku, uang makan, perlengkapan kuliah seperti laptop, dan sewa tempat tinggal.(adv)
Sumber: Jambi.tribunnews.com