Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
“Niat saya ikhlas untuk membantu dan berbagi ilmu, jadi saya nikmati dan senang saja menjalaninya”.
PERJALANAN peluh liku yang inspiratif dimulai 14 tahun yang silam. Perantau asal Medan, Sumatera Utara yang kini mengeyam buah manis dari perjuangannya.
Syaqban Tinambunan, orang Batak yang lahir di Desa Napa Horsuk ini bertekat meraih mimpi kesuksesasnnya dengan pergi ke jalur barat Sumatra yang menghubungkan Banda Aceh – Medan dan Sibolga, yaitu Aceh Singkil.
Bermodalkan ijazah bidang pengajar/pendidikan Agama Islam, Syaqban mencari peruntukannya dengan harapan dapat memberikan ilmunya selama ini kepada orang-orang yang membutuhkan. Namun, keberuntungan dan kesuksesan tak instan didapatkannya, sebelum akhirnya ia menjadi seorang pengajar ternama, perlu ada pengorbanan yang dilaluinya.
Pertama kali, Syaqban mengaku dulu awalnya hanya ada lowongan sebagai buruh harian lepas di perusahaan sawit milik Astra Group, PT PLB. “Ah saya kan niatnya mencari rejeki, jadi apapun pekerjaan yang didapatkan saat itu, asal halal saya nggak pilih-pilih, saya malah sangat bersyukur,” ujar Syaqban mengenang dengan antusias.
Namun, ungkapnya, meskipun tidak sesuai dengan harapan awalnya, hasil ketekunanannya menjalani pekerjaan membuatnya dinilai baik oleh perusahaan, tak lama menjadi buruh harian lepas, Syaqban diangkat ke bagian lapangan sebagai pembantu supervise mandor.
PT PLB (Perkebunan Lembah Bhakti) adalah perusahaan kelapa sawit anak usaha dari PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) yang beroperasi di Aceh Singkil. Menurut Syaqban, pada masa itu mendapatkan pekerjaan cukup sulit, dan PT PLB hadir sebagai salah satu perusahaan yang menjadi mata pencaharian masyarakat Aceh Singkil.
Pribadi yang Inisiatif dan Produktif
Syaqban dikenal sebagai seorang yang penuh inisiatif, ada kalanya saat ia menjadi pembantu mandor merasa banyak waktu luang, sehingga ia mencari cara agar dapat lebih produktif lagi. Karena kembali lagi basicnya adalah pendidikan, dan khususnya adalah pendidikan Agama Islam. Apalagi berada di wilayah bagian barat dari Kota Serambi Mekah (Aceh), ia pun mencari peluang dan berinisiatif untuk membantu salah satu sekolah binaan PT PLB.
“Iseng awalnya, mikir gimana waktu luang saya ini bermanfaat ya, sering lewat dan sesekali mampir ke sekolahan, eh denger ternyata lagi kekurangan guru agama waktu itu, nekat aja saya ngadep ke kepseknya ngajuin diri buat bantu-bantu aja,” ungkap Syaqban.
Syaqban diterima baik oleh pihak sekolah, ia diperbolehkan mengisi kekosongan guru agama di sekolah saat itu, pihak sekolah tentunya melihat dari background keilmuan dan niat baik Syaqban. Namun, karena saat itu belum ada pembukaan lowongan untuk guru baru, Syaqban membantu mengajar tanpa dibayar dan belum diangkat sebagai guru tetap.
“Niat saya ikhlas untuk membantu dan berbagi ilmu, jadi saya nikmati dan senang saja menjalaninya, berkat itu Allah kasih balasan dari niat saya, nggak lama bantu-bantu disekolah, managemen PLB lihat, dan saya diminta jadi pembina di masjid afdeling di PT PLB, jadi ustaznya lah gitu,” jelasnya.
Singkat cerita, Ustaz Syaqban, begitu ia kerap disapa oleh tim kebun PT PLB, menceritakan bagaimana akhirnya kegigihannya membuahkan hasil. Tanpa ia sangka, produktivitasnya membantu sekolah dan menjadi pembina masjid dinilai baik oleh PT PLB, ia diangkat menjadi karyawan tetap sebagai guru pendidikan Agama Islam di SDN Telaga Bhakti, sekolah binaan yang berada di HGU perusahaan.
“Mulai tahun 2015 saya diangkat jadi guru tetap oleh PLB, bonusnya masyarakat dan perusahaan tetap minta saya jadi pembina masjid karena sudah dekat dengan paguyuban untuk memimpin kegiatan kerohanian islami,” tambahnya.
Syaqban yang dulunya bertugas sebagai pekerja lapangan, kini begitu padat kegiatannya sebagai seorang tanpa tanda jasa, apalagi bidangnya adalah ilmu agama, istimewanya ia berada di masyarakat Aceh yang sangat ketat akan syariat Islam.
Pendidik Tahfiz Qur’an dan Pemenang Penghargaan
Tiga belas tahun berprofesi sebagai guru, berkat moto hidup utamakan ilmu dan akhlak yang diterapkan oleh Syaqban kepada siswa-siswinya, Syaqban telah berhasil mengantarkan enam siswa/siswinya yang tahfidz Qur’an 30 juz di usia dini yang saat ini melanjutnya di pendidikan pesantren.
Tak hanya itu, keaktifan dan produktivitas Syaqban tak kenal usia, meski di usianya yang tak belia seperti awal meniti karir. Ia yang kini telah berumah tangga dan memiliki seorang anak tetap menjadi pribadi yang tekun dan gigih.
Disisi lain, menurut Syaqban, PT PLB juga secara rutin membantu fasilitas dan keperluan sekolah, seperti bantuan sarana dan prasarana sekolah, pengembangan kompetensi guru, hingga beasiswa siswa berprestasi.
Ia melihat perusahaan juga berkomitmen dalam pengembangan dan pemberdayaan SDM. Serta memberikan kesempatan bagi karyawan untuk bekerja sesuai dengan passionnya. “Contoh nyatanya adalah kisah saya inilah, berkat komitmen PT PLB saya bisa sampai di titik ini,” tutup Syaqban sambil tersenyum bangga.
Catur Wibowo, Assistant Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLB menjadi saksi kegigihannya. Menurut Catur, Syaqban ini salah satu panutan bagi warga PLB. Berkat sikapnya yang rendah hati, suka berbagi, dan ilmu yang tinggi tentunya, mengantarkan kesuksesasnnya yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya tapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.
“Ada saja ide-ide yang diinisiasi oleh ustaz dan pak guru ini, yang syukurnya idenya ini berbuah prestasi yang membanggakan,” ungkap Catur.
Catur menambahkan, berkat musala yang dibinanya beserta dengan program-program gagasannya, PT PLB menjadi juara bertahan tiga tahun berturut-turut dalam ajang penganugerahan Amaliah Astra Awards dengan meraih peringkat 3 besar Kategori Musala Area Cabang.
“Semua programnya dibalut keilmuan islaminya, namun praktiknya diutamakan untuk sosial, sehingga masyarakat paguyuban ataupun siswa yang non-muslim dapat tetap ikut serta dalam berbagai programnya, misalnya sedekah,” jelasnya.
Saat ini siswa siswi yang dididik oleh Syaqban telah mencapai ratusan orang, ia mengajar mulai kelas 1 hingga kelas 6 SD, mayoritas hampir 90 persen adalah anak karyawan PT PLB.
PT PLB dengan kebijakan keberlanjutan melalui program CSR membagi ke dalam empat pilar, yang salah satunya adalah pilar pendidikan. SDN Telaga Bhakti yang merupakan satu-satunya sekolah negeri yang berada di konsesi perusahaan, menjadi salah satu bukti kontribusi PT PLB.
Sumber: kba.one