Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
KALTIMPOST.ID, PENAJAM – Komoditas sawit sangat dibutuhkan. Tidak hanya untuk pasar dalam negeri, tetapi juga pasar dunia. Peningkatan produktivitas hasil panen buah sawit menjadi keharusan. Salah satunya, dengan menanam bibit yang bagus. Seperti yang dilakukan PT Sukses Tani Nusasubur (STN), anak perusahaan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) di Kalimantan Timur.
“Kita bersyukur memiliki alam yang cocok untuk budidaya tanaman kelapa sawit,” ujar Administratur PT STN Victor Aybund. Kelebihan iklim Indonesia bagi tanaman kelapa sawit ini, menurut Victor, akan lebih memberi dampak luar biasa bila menggunakan bibit yang bagus. Termasuk bibit-bibit yang mulai ditanam di PT STN. Ia berharap, hasil panen sawit kelak akan lebih optimal.
Menurutnya, tim riset di kantor pusat Astra Agro Lestari telah melakukan pengujian intensif dan setelah proses uji coba yang memadai, PT STN mulai menanam bibit tersebut pada lahan yang dikelola oleh perusahaan. Saat ini, menurutnya, fokus utama perusahaan adalah memastikan bibit tersebut bisa tumbuh optimal melalui perawatan khusus.
Hingga kini, sekitar 95.000 pokok tertanam sudah menggunakan bibit yang dimaksud, yang tersebar di beberapa blok perkebunan. Setiap blok di area tersebut ditanami rata-rata 136 pohon.
“Sejauh ini, tanaman masih dalam fase pertumbuhan dan belum berproduksi penuh. Namun, kami optimistis dalam beberapa tahun ke depan hasilnya akan semakin terlihat,” tambahnya.
Victor juga mengungkapkan bahwa perusahaan menargetkan seluruh perkebunan di bawah pengelolaan PT STN akan menggunakan bibit hasil pengembangan internal. Hal ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga untuk menekan ketergantungan pada pihak ketiga.
Tim Riset Astra Agro memang diketahui secara berkelanjutan melakukan pegembangan bibit kelapa sawit. Penelitian dimulai sejak 2008 dengan eksplorasi ke Kamerun dan dilanjutkan pengujian persilangan yang diperoleh di area Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Persilangan-persilangan terbaik dari sisi produksi tandan, rendemen, dan kemudahan teknis panen selanjutnya dirilis dengan nama DxP AAL Lestari, DxP AAL Sejahtera, dan DxP AAL Nirmala yang telah teruji dan mendapatkan SK dari Kementerian Pertanian pada tahun 2021,” ujar Senior Vice President Research and Development (R&D) PT Astra Agro Lestari Tbk, Cahyo Sri Wibowo.
Varietas bibit temuan Astra Agro tersebut telah didistribusikan ke anak-anak perusahaan Astra Agro Lestari yang tersebar di wilayah Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Termasuk PT STN di Kalimantan Timur.
Saat ini penelitian untuk menghasilkan varietas unggul masih terus dilakukan untuk menjawab tantangan iklim dan pasar ke depan. Pengembangan terus didorong melalui kerja sama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri, ekplorasi untuk meningkatkan koleksi genetik, pemanfaatan metode molekuler mutakhir, serta pengujian intensif di berbagai area perkebunan.
Hingga saat ini, Astra Agro secara konsisten melakukan peremajaan dengan target sekitar 5.000 hektare per tahun, dengan mayoritas menggunakan bibit unggul hasil produksi mandiri yang dikembangkan oleh tim Research and Development Astra Agro. Bibit mandiri yang dihasilkan melalui penelitian dan pengembangan internal ini diharapkan mampu memberikan hasil yang optimal sesuai dengan standar yang ditetapkan Astra Agro, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dengan kualitas terbaik.
Menurut Cahyo Sri Wibowo, peremajaan ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan Astra Agro pada tahun 2024, yaitu seluas 4.000 hingga 5.000 hektare.
Astra Agro optimistis bahwa kegiatan peremajaan tanaman akan membawa dampak positif bagi kelangsungan usaha dan produktivitas di masa mendatang, serta mampu memenuhi kebutuhan pasar dengan kualitas produksi yang lebih tinggi. Astra Agro juga terus memonitor proses replanting ini untuk memastikan pelaksanaannya sesuai dengan standar operasional yang ketat, serta tetap memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan. (ikl)
Sumber: https://kaltimpost.jawapos.com/