Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
Tradisi dan kebudayaan mencerminkan identitas bangsa yang merangkum nilai-nilai keberagaman dalam persatuan.
Sayangnya, filosofi ini semakin tergerus perubahan zaman yang mengancam kelestarian budaya dan jati diri Indonesia.
Mengutip Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon pada laman website Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan yang menyatakan “kebudayaan bukan sekadar warisan tetapi identitas jati diri bangsa.”
Hal ini diamini Puspo Rini, perempuan yang mengabdikan hidupnya untuk melestarikan kebudayaan nusantara melalui seni tari.
Dia adalah seorang guru seni asal Yogyakarta yang merantau ke Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk mengajarkan masyarakat berbagai jenis tari nusantara.
“Awalnya saya coba peruntungan waktu Astra Agro berkunjung ke kampus saya, tidak terasa sudah 11 tahun berlalu. Awal mengajar langsung ditempatkan di Kobar, ketemu anak-anak yang asli suku Dayak tapi malah tidak ada yang tau tarian Dayak,” kata Puspo Rini mengenang kisahnya.
Puspo Rini bercerita, perjalanannya membuat sanggar tari yang diberi nama Sanggar Cendikia Astra yang berada di PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP), salah satu perkebunan kelapa sawit milik Astra Agro Lestari di Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng.
Meski asli dari Yogyakarta, ilmu dan bakat tentang ragam kebudayaan nusantara yang didapatkan selama kuliah di jurusan seni Universitas Yogyakarta menjadi daya tarik ketika melamar kerja di Astra Agro Lestari.
Bakatnya pun ditularkan dengan pengabdiannya untuk mengajar anak-anak semenjak masa kuliahnya.
Tidak banyak yang berubah ketika menjadi bagian dari Astra Agro Lestari, dirinya mampu melebarkan sayap dan mengekspresikan kecintaannya terhadap dunia seni budaya melalui kontribusi publik perusahaan.
Meskipun memasuki lingkungan yang baru, Puspo Rini melihat ini sebagai pemacu adrenalin dan tantangan yang membuat dirinya semakin maju.
“Zaman sudah berubah, anak-anak lebih suka main sosmed (sosial media). Banyak yang mengagungkan kebudayaan Indonesia tapi tidak banyak yang mempertahankan bahkan mengembangkan nilai-nilai seni dan tradisi budaya,” tutur Puspo Rini.
Menurutnya budaya bukanlah barang atau makhluk hidup yang dilindungi, namun harus dihargai dan diteruskan menjadi sumber pembelajaraan atas identitas dan jati diri sebagai masyarakat Indonesia yang beradab serta berbudaya.
Mengakali zaman, dirinya menggunakan sosial media menjadi salah satu wadah mengajar untuk menarik minat belajar siswa.
Selain mengajarkan Tari Dayak, Puspo Rini juga mengenalkan Tari Nusantara serta alterasi aestetika dengan memberikan sentuhan modern pada Tari Kreasi yang diciptakan.
“Memadu-padankan budaya tradisional dan modern menjadi salah satu upaya menumbuhkan minat dan kegemaran anak, bukan masalah, yang penting anak ada keinginan untuk belajar dan mengetahui kebudayaan Indonesia sesungguhnya,” ujarnya.
Keberhasilannya bukan hanya tercermin pada penghargaan, namun kebahagiaan yang telah diberikan pada anak didiknya.
“Alhamdulillah, melalui kesenian pun, anak-anak sanggar bisa merasakan appresiasi dan jalan-jalan ke tempat yang mungkin tidak bisa dikunjungi kalau bukan karena seni tari,” tandasnya.
Patriotrisme Bertaut Seni
Dedikasi tinggi yang dimiliki guru di Astra Agro ini mengantarkan pada berbagai penghargaan dari tingkat kabupaten hingga nasional.
Puspo Rini pun dikenal sebagai guru berprestasi, diantaranya memenangkan penghargaan dari Bupati Kobar di Kobar Expo, Waktu Indonesia Talent Show oleh Astra Internasional, Festival Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan lainnya.
Pencapaian itu tidak mudah, semuanya dihasilkan dari usaha tak kenal menyerah untuk melestarikan budaya dengan mengembangkan bakat seni tari siswa-siswi yang ditemuinya di sekolah milik Astra Agro Lestari.
Kini di PT Gunung Sejahtera Dua Indah (PT GSDI), Puspo Rini mulai melebarkan sanggar seninya ke dunia teater.
“Ini tantangan besar juga untuk membangun minat dan bakat siswa-siswi, yang sebelumnya hanya berfokus di tari lalu dikembangkan menjadi cerita berdialog. Tapi semua ada prosesnya, dan pasti bisa. Nantinya bisa menyalurkan cerita legenda daerah melalui pertunjukan ini,”ungkap Puspo Rini.
Memupuk asa dari berbagai penghargaan yang dicapai, Puspo Rini membuka sebuah studio seni di sekolah yang difasilitasi oleh perusahaan.
Lengkap dengan kaca di seluruh sudut layaknya studio pada umumnya, ruangan ini digunakan sanggar seni yang dibinanya untuk melakukan latihan tari maupun drama teater yang diusung.
Hidupnya seni tari di tengah perkebunan kelapa sawit Astra Agro menumbuhkan sense of belonging atau rasa memiliki.
Keguyuban masyarakat yang tertaut melalui pentas kesenian, baik yang diadakan perusahaan ataupun secara umum, membangun rasa kepedulian serta kesadaran penuh atas nilai-nilai leluhur.
“Nilai budaya dan tradisi harusnya tak lekang oleh waktu, kehadirannya perlu dipertahankan dan ditularkan agar masyarakat tidak terlena dengan modernisasi kebudayaan,” kata Febriansyah, Community Development Area Manager Astra Agro di wilayah Kalteng.
Febriansyah mengungkapkan perusahaan senantiasa melakukan elaborasi nilai-nilai kebudayaan sebagai upaya untuk menjaga kelestarian budaya.
Kontribusi nyata yang dibangun oleh Puspo Rini, katanya, menjadi angin segar dalam menumbuhkan nilai moral melalui kesenian yang disuguhkan pada setiap kegiatan perusahaan.
Kehadiran Sanggar Cendikia Astra, menurut Febriansyah, tetap konsisten dalam melestarikan kebudayaan Indonesia dan mengembangkan nilai-nilai tradisi menjadi sebuah karya. Tidak hanya di sekolah, program ini juga dikolaborasikan dengan sanggar seni setempat.
“Kontribusi Sanggar Cendikia Astra tentu membawa suka dalam pelestarian budaya di perusahaan dan masyarakat sekitar. Kolaborasi dengan masyarakat dilakukan sebagai langkah dalam mendorong kesinambungan nilai-nilai kebudayaan,” tambahnya.
Kolaborasi dengan masyarakat menjadi salah satu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kelestarian budaya.
Febriansyah menjelaskan perusahaan akan terus membangun kerja sama dan mendorong pemberdayaan masyarakat dalam menumbuhkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia. (*)
Sumber: Radar Sampit