Di tengah banyak tantangan dalam sektor agribisnis, hama menjadi persoalan yang tak kalah rumit. Sejumlah perusahaan perkebunan umumnya menggunakan pestisida untuk mengatasi hama. Namun, seiring prinsip keberlanjutan dan Sustainability Development Goals (SDGs), proses bisnis harus lebih memerhatikan serta memastikan bahwa operasional perusahaan tidak memberi dampak buruk bagi lingkungan. Dalam hal ancaman hama, Astra Agro Lestari menggunakan pengendali yang ramah lingkungan. Bukan dengan bahan kimia, melainkan dengan teknik yang Astra Agro istilahkan sebagai pengendalian hama hayati.

Pengendalian hayati dilakukan dengan memanfaatkan predator untuk menekan populasi hama. Selain ramah lingkungan, pengendalian hama hayati ini berkontribusi dalam penurunan penggunaan pestisida. Beberapa pengendalian hama hayati yang Astra Agro terapkan misalnya, Sycanus sp,  Tyto alba, dan Bunga Turnera Subulata.

Seekor serangga sycanus sp sedang memangsa ulat api
  1. Sycanus sp, serangga pembunuh ulat api

Serangga Sycanus sp. adalah predator yang mampu membunuh ulat api dan memangsa hampir semua larva lepidoptera alias kupu-kupu yang membantu penyerbuk tanaman kelapa sawit. Hal ini dapat berakibat pada Sycanus sp. meletakkan telur pada helaian daun kelapa sawit, sehingga memungkinkan predator ini hidup pada tajuk kelapa sawit dan aktif memangsa ulat api (Abdul et al., 2016). Dengan memanfaatkan musuh alami dari predator, maka keseimbangan tetap terjaga dan tidak mencemari lingkungan. Pembudidayaan serangga predator Sycanus telah dilakukan sejak tahun 2018. 

  1. Tyto Alba

Salah satu metode unik yang diterapkan perusahaan adalah memanfaatkan Tyto alba (burung hantu) sebagai pengendali hama tikus. Ini menjadi alternatif pengendalian yang prospektif bagi perkebunan kelapa sawit. Untuk meningkatkan efektivitas, perusahaan meningkatkan populasi Tyto alba dengan menempatkan satu pasang burung hantu dan satu sarang di setiap 20 hektare. Seperti Sycanus sp yang membunuh ulat api, sebagai pemangsa tikus, burung hantu bertugas untuk memangsa hama yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit.

  1. Turnera Subulata

Selain predator hama, Astra Agro juga melakukan pencegahan hama melalui media tumbuhan. Langkah ini dilakukan dengan menanam Bunga Turnera Subulata. Bunga yang juga dikenal sebagai bunga pukul sembilan ini juga dapat ditemukan di konsesi perkebunan perusahaan ini juga dikenal luas sebagai tanaman hias (ornamental plant) yang juga merupakan tanaman obat (medicinal plant). Selain memperindah areal kebun, bunga ini memiliki fungsi lain sebagai tanaman pengendali hama. Sebagai tanaman inang yang menghasilkan madu, bunga Turnera Subulata menjadi tempat bagi ulat api dewasa mendapatkan makanan. Dengan tersedianya kebutuhan makan, ulat api dewasa ini tidak menyerang tanaman kelapa sawit.

Selain pengendalian hayati, Astra Agro Lestari telah melakukan serangkaian riset untuk mengatasi serangan hama, meningkatkan keberhasilan penyerbukan hingga penerapan Early Warning System (EWS). Dengan memanfaatkan teknologi pemetaan digital untuk menerapkan sistem pengamatan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara dini agar dapat diperoleh data yang akurat terkait populasi hama, penyakit dan keberadaan musuh alami secara cepat dan akurat. 

Pengendalian hama hayati beserta strategi pencegahan hama sejalan dengan prinsip industri sawit yang ramah lingkungan dan dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan kimia sintetis. Oleh karena itu, pengendalian hama hayati di kebun sawit tidak hanya mendukung pengelolaan hama yang efisien, tetapi juga mendukung keberlanjutan sektor pertanian dalam jangka panjang.

Tinggalkan Balasan