Beberapa wanita Suku Anak Dalam (SAD) tampak berjalan pulang dengan membawa beberapa hasil panen dari budidaya tanaman pangan.  Meskipun terasa berat, namun ekspresi mereka terlihat bahagia. Mungkin saja, kegembiraan itu terpancar karena melalui beragam hasil panen, seperti kacang panjang dan mentimun, terbayang kemandirian ekonomi dan pangan mereka di masa depan. 

Kesuksesan dari hasil panen para SAD tidak terlepas dari bimbingan PT Sari Aditya Loka (SAL), anak usaha Grup Astra Agro Lestari yang berlokasi di Jambi. Sudah jadi pengetahuan umum bahwa sebagian Suku Anak Dalam (SAD) telah keluar dari hutan untuk mulai bercocok tanam atau melakukan budidaya. 

Hal ini merupakan tantangan tersendiri mengingat pola hidup SAD yang berpindah dan bergantung pada hasil hutan. Berangkat dari tantangan tersebut, PT SAL  mencoba membantu dengan memberikan pembinaan budidaya tanaman yang sesuai dengan kebutuhan SAD melalui program Agriculture Learning Centre (ALC) bernama Suluh Rimbo.

Sebuah keluarga SAD dari kelompok tani Suluh Rimbo Air Panas sedang melakukan panen sayuran kangkung

Suluh Rimbo berfungsi sebagai pusat pembelajaran bagi 40 keluarga SAD, menawarkan pelatihan teknik budidaya tanaman. Inisiatif ini bertujuan untuk mempromosikan kemandirian pangan dan menyediakan sumber pendapatan alternatif melalui komoditas pertanian. 

Perusahaan mendukung program ini dengan menyediakan infrastruktur pertanian, termasuk benih, pupuk, dan peralatan, serta meningkatkan keterampilan SAD dalam budidaya tanaman. Kelompok tani Suluh Rimbo terbagi atas dua kelompok, yakni Suluh Rimbo Air Panas dan Suluh Rimbo Sikar.

Di kuartal 1 tahun 2024, Suluh Rimbo Sikar berhasil memanen 270 kg kacang panjang dan 300 kg mentimun. Selain itu, persiapan sedang dilakukan untuk area penanaman cabai keriting. Suluh Rimbo Sikar telah membuat kemajuan yang signifikan sejak awal program, dengan anggota kelompok yang sekarang lebih sadar akan praktik pertanian dan memahami bahwa komoditas tanaman pangan dapat diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Selama periode ini, Suluh Rimbo Air Panas, yang dikelola oleh kelompok Rimba Tani, berhasil memanen beberapa jenis tanaman, seperti Iuffa, cabai dan ikat kangkong.

Selain itu, Kelompok Rimba Tani juga sedang mempersiapkan lahan untuk menanam jagung, sereh, singkong, dan gambas. Kelompok ini telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pengelolaan kebun secara teknis, menjadi mahir dalam rotasi tanaman untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, memastikan pertumbuhan tanaman yang optimal, dan memilih tanaman yang tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Budidaya Tanaman Hidroponik Oleh Karang Taruna Bungintimbe

Tidak hanya masyarakat SAD yang menerima manfaat dari pembinaan tani oleh Astra Agro, namun hal yang sama juga dirasakan oleh Kelompok Karang Taruna Bungintimbe di Morowali Utara. Kelompok Pemuda tersebut bahkan berhasil menjalin kemitraan dengan perusahaan tambang terdekat untuk menjual sayuran hidroponik. Dalam perjanjian tersebut, kelompok ini diharuskan memasok 200 kg sayuran setiap minggunya. Demi meningkatkan kapasitas produksi, perusahaan, melalui program CSR PT ANA (Agro Nusa Abadi) memberikan bantuan pengembangan lahan, alat berat, dan infrastruktur produksi. 

Seorang asisten CSR dari PT ANA sedang melakukan pembinaan tani kepada anggota Karang Taruna Bungintimbe

Selain perusahaan, pemerintah daerah, melalui Dinas Pertanian dan Pangan Morowali Utara, turut terlibat dalam proyek ini dengan menawarkan paket rumah kaca hidroponik. Bersamaan dengan hal tersebut, Kelompok Karang Taruna dan perusahaan turut mengunjungi kelompok hidroponik di Lembaga Pemasyarakatan Kolonodale untuk mendiskusikan potensi kolaborasi sebagai pemasok sayuran untuk penjara Kolonodale.

Inisiatif ini memiliki potensi menghasilkan pendapatan bulanan sebesar Rp 12 juta dari penjualan sayuran dan secara efektif mempengaruhi berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengakuan dari Dinas Pertanian Morowali Utara dan Dinas Pertanian Morowali Utara dan kelompok hidroponik lainnya. Program pembinaan kelompok tani yang dilakukan oleh perusahaan tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat setempat, namun juga berpotensi untuk membuka peluang dan kolaborasi bagi perekonomian lokal.

Tinggalkan Balasan