JAMBI – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, kelapa sawit adalah salah satu mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dekade terakhir. Sejak 2010, Indonesia telah menjadi eksportir terbesar produk kelapa sawit melampaui Malaysia.
Menurutnya, sudah lebih dari separuh pasokan dunia berasal dari Indonesia. Ini menggambarkan posisi strategis Indonesia dalam rantai pasok minyak nabati dunia. Sumbangan industri kelapa sawit bagi perekonomian domestik juga sangat besar.
“Sepanjang tahun 2021, Indonesia telah mengekspor 26,9 juta ton minyak kelapa sawit dengan nilai mencapai USD28,5 miliar atau Rp424 triliun (kurs Rp14.905 per USD),” ujarnya, Rabu (3/8/2022).
Dia menambahkan, komoditas kelapa sawit dan turunannya juga berkontribusi besar terhadap rekor surplus perdagangan tertinggi sepanjang sejarah Indonesia pada April 2022 yang lalu.
“Dari nilai surplus sebesar USD 7,6 miliar, ekspor kelapa sawit dan turunannya tercatat sebesar USD 3 miliar. Nilai ekspor ini tidak hanya berimbas positif bagi penerimaan negara dari pungutan ekspor, tetapi juga menyumbang devisa yang menopang stabilitas makroekonomi Indonesia,” imbuh Zulkifli Hasan.
Dirinya juga menekankan, perlu waktu untuk memulihkan kondisi agar dapat kembali normal.
“Pemerintah, pelaku usaha, petani, dan rakyat merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah dan jika saling menguatkan akan menjadikan Indonesia sebagai produsen CPO yang mengendalikan harga dan suplai di dunia,” tuturnya.
Selanjutnya, Mendag Zulkifli Hasan mengunjungi PT Kurnia Tunggal Nugraha di Kota Jambi untuk memastikan ketersediaan stok minyak goreng.
“Di PT Kurnia Tunggal Nugraha saya lihat stoknya banyak, cukup untuk kebutuhan wilayah Jambi. Harga minyak goreng di Jambi terkendali antara Rp13.000/liter-16.000/liter. Harga minyak goreng kemasan yang mereknya tidak terkenal antara Rp16.000/liter-Rp17.000/liter. Kalau yang minyak goreng curah biasa Rp13.000/liter-Rp13.500/liter. Jadi, aman lah,” pungkas Mendag Zulhas.
Sumber: Okezone.com