Jakarta, 6 Juli 2023: Orang Rimba harus semakin mandiri dan sejahtera. PT Sari Aditya Loka (SAL) sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit Grup Astra Agro yang beroperasi di Jambi, dan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) sepakat bahwa masyarakat yang juga sering disebut Suku Anak Dalam (SAD) ini perlu pemberdayaan. Karena itulah, kedua belah pihak sepakat menandatangani perpanjangan kerja sama Penguatan Fungsi Taman Nasional Bukit Dua Belas terkait pemberdayaan masyarakat SAD.
“PT SAL menunjukan komitmen dan konsistensinya dalam berkolaborasi untuk memajukan masyarakat dan mengembangkan segala kearifan lokal di masyarakat SAD, baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan,” ucap Kepala Balai TNBD, Yunaidi, saat penandatanganan kerja sama yang dilakukan di Bogor, Senin (26/6).
Pembinaan SAD di dalam TNBD sebenarnya sudah dilakukan bersama-sama dengan PT SAL sejak tahun 2009. Dalam hal pendidikan, masyarakat SAD difasilitasi program pendidikan mulai tingkat PAUD, SD, SMP, SMA melalui Sekolah Rimba dan sekolah jauh. Kerja sama juga melibatkan perguruan tinggi setempat baik di Kabupaten Sarolangun maupun di Kabupaten Merangin.
Selain itu, ada juga program paket A, B, C bagi anak usia sekolah SAD yang berkeinginan mengejar pendidikan setara sekolah formal. Semangat untuk terus belajar juga didukung melalui penyediaan beasiswa bagi bagi anak-anak SAD yang siap melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Direktur Perencanaan Kawasan (RKK) Ahmad Munawir S.Hut. M.Si mengatakan bahwa pembentukan TNBD cukup unik dan berbeda dalam arah pengelolaan jika dibandingkan dengan taman nasional lain di Indonesia. Banyak taman nasional dibentuk dengan alasan untuk melindungi flora atau fauna yang dilindungi dan terancam punah. Namun pembentukan TNBD khusus untuk melindungi Suku Anak Dalam, dan menurutnya, ini satu-satunya di Indonesia yang diamanahkan untuk melindungi manusia.
Yunaidi juga menyampaikan apresiasi karena melalui kerjasama ini, PT SAL telah membantu meningkatkan sumber daya manusia masyarakat SAD di wilayah TNBD, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, serta memberikan kepedulian terhadap lingkungan dengan mendukung pelestarian kawasan TNBD.
Dalam periode kerjasama dari tahun 2018 hingga April 2023, menurut Yunaidi, tingkat keberhasilan kerjasama telah mencapai 83,87%. Ia berharap agar beberapa kegiatan yang belum terlaksana bisa terus dikerjakan dan diselesaikan di tahun berikutnya sehingga realisasi anggaran bisa mencapai 100%. Direktur RKK berpesan agar semua kegiatan yang sudah tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) bisa terealisasi semuanya karena tahun depan semua PKS akan diaudit oleh Inspektorat Jenderal.
Penandatanganan tersebut dihadiri Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi (RKK), Ahmad Munawir, S.Hut, M.Si., Kasubdit kerjasama Direktorat Teknis lingkup Ditjen KSDAE, Toni Anwar, S.Hut., M.Si,. Sementara dari PT SAL dihadiri Executive Vice President of Sustainability Astra Agro, Bandung Sahari, Direktur Keuangan Area Sumatera, Benedictus Koento, Direktur Area Aceh Jambi, Wahyu M Ritonga, dan Administratur PT SAL, Cipta Wibama.
Usai penandatanganan kerjasama, kedua belah pihak melakukan pembahasan penyusunan Rencana Program Pembangunan (RPP) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) untuk tahun pertama sebagaimana tertuang dalam PKS pada Pasal 5 Tentang Hak dan Kewajiban Para Pihak.
TNBD dan PT SAL juga merupakan para pihak yang tergabung dalam Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam (FKPS-SAD). Forum ini berfungsi sebagai wadah komunikasi, berkoordinasi, dan sinergi berbagai lembaga yang memiliki persamaan komitmen, tupoksi, dan tanggung jawab dalam pembangunan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian SAD.(*)