Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan dengan Minister of Commerce and Industry, Consumer Affairs India Mr. Piyush Goyal di sela rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri The Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) di San Francisco, Amerika Serikat.
Pertemuan berlangsung produktif untuk membicarakan eksplorasi peluang-peluang kerja sama di berbagai bidang seperti pertanian dan peternakan, ketahanan pangan, industri otomotif, energi terbarukan, serta industri pertambangan, sebagai upaya untuk menyeimbangkan perdagangan kedua negara. Mengawali pertemuan, Menteri Piyush menyampaikan apresiasi atas dukungan Indonesia dalam menyukseskan Presidensi G20 India pada bulan September 2023. India juga mengapresiasi dukungan Indonesia untuk tercapainya penyelesaian perundingan Pilar II, III dan IV IPEF.
“Kami sangat menantikan efek positif IPEF terhadap perdagangan dan investasi khususnya dengan Indonesia,” ujar Menteri Piyush seperti dikutip dalam siaran pers Kemenko Perekonomian, Senin (20/11).
Menko Airlangga juga berharap hubungan antara Indonesia dengan India semakin erat, serta menyatakan bahwa India merupakan mitra dagang Indonesia yang dapat diandalkan, khususnya di era pandemi Covid-19. “Kami sangat menghargai hubungan bilateral yang baik ini. Terkait G20, Indonesia tertarik untuk menjadi bagian dari Aliansi Biofuel Global yang diluncurkan pada G20 India, mengingat Indonesia adalah salah satu penghasil biofuel terbesar di dunia,” kata Airlangga.
Menteri Piyush menyampaikan kesediaan India untuk berinvestasi di Indonesia pada sektor energi bersih, mempertimbangkan besarnya potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia dan adanya progam Carbon Capture Storage (CCS). Dia juga menyoroti pentingnya kesimbangan dalam perdagangan. “Kami mengharapkan pasar Indonesia dapat lebih kompetitif dan memberikan kesempatan bagi produk India yang berkualitas di Indonesia,” ungkapnya. Secara spesifik Piyush mengharapkan produk otomotif dan farmasinya dapat diterima di Indonesia, serta mengharapkan Indonesia dapat meminimalkan hambatan non-tarif bagi produk India di pasar Indonesia. India juga mengharapkan adanya kesempatan berinvestasi lebih luas untuk proyek pembangunan bandara, farmasi, dan rumah sakit. Dia juga mendorong kerjasama investasi konkrit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) antara salah satu group perusahaan pengelola Rumah Sakit Indonesia dengan Apollo Hospital Group dari India.
Kedua Menteri juga membahas penguatan perdagangan untuk komoditas pertanian dan peternakan seperti keberlanjutan akses pasar minyak kelapa sawit Indonesia di India, dan komoditas beras dan daging. “India tetap menjadi pertimbangan utama untuk menjadi pemasok beberapa komoditas penting di Indonesia,” ungkap Airlangga.
Kedua Menteri juga membahas kerja sama pupuk urea untuk menjaga ketahanan pangan kedua negara. Pada sesi penutup, Menteri Piyush mengajak Indonesia untuk mengadakan kerja sama sertifikasi halal dengan India untuk memberikan peluang bagi peningkatan perdagangan produk halal antar kedua negara melalui kerjasama Mutual Recognition Agreement (MRA).
Sumber: Elais.co