Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
Bloomberg Technoz, Jakarta – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik pada perdagangan kemarin. Melanjutkan kenaikan yang terjadi akhir pekan lalu.
Pada Senin (5/2/2024), harga CPO di Bursa Malaysia ditutup di MYR 3.802/ton. Naik 1,01% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Pada Jumat (2/2/2024), harga CPO bertambah 0,9% ke MYR 3.764/ton.
Meski naik dalam 2 hari perdagangan terakhir, harga CPO masih membukukan koreksi 1,07% selama sepekan terakhir. Namun dalam sebulan ke belakang, harga masih naik hampir 3%.
Sentimen positif bagi harga CPO datang dari India, negara konsumen terbesar di dunia. Pemerintah India memutuskan akan memperpanjang pemotongan tarif bea masuk minyak nabati, termasuk CPO. Kebijakan ini sedianya akan berakhir pada Maret 2024 dan akan diperpanjang hingga Maret 2025.
Pada pertengahan Juni tahun lalu, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi memutuskan untuk menurunkan bea masuk impor minyak nabati dari 17,5% menjadi 12,5%. Langkah ini ditempuh untuk mengendalikan inflasi.
Pada Desember, inflasi India mencapai 5,68%. Inflasi pangan sendiri mencapai 9,53%.
“Perpanjangan waktu pemotongan tarif bea masuk sudah bisa diperkirakan, karena pemerintah ingin harga-harga terkendali jelang Pemilu,” ujar Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, seperti diberitakan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO sebenarnya sedang bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,43. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI berada di 14,12. Sudah di bawah 20, yang berarti sudah jenuh jual (oversold).
Dengan begitu, harga CPO masih berpeluang naik. Target resisten terdekat ada di MYR 3.831/ton. Jika tertembus, maka bisa naik lagi menuju MYR 3.896/ton.
Sementara target support terdekat adalah MYR 3.774/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO turun lagi ke MYR 3.745/ton.
Sumber: Bloombergtechnoz.com