Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya.
Jakarta – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) melesat pada Rabu (12/6/2024). Hal itu ditopang oleh harga minyak kedelai yang bergerak bullish.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Rabu (12/6/2024), kontrak berjangka CPO untuk Juni 2024 melesat 31 Ringgit Malaysia menjadi 3.962 Ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO Juli 2024 terkerek 31 Ringgit Malaysia menjadi 3.962 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Agustus 2024 meningkat 32 Ringgit Malaysia menjadi 3.963 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO September 2024 bertambah 34 Ringgit Malaysia menjadi 3.961 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Oktober 2024 naik 37 Ringgit Malaysia menjadi 3.958 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO November 2024 menguat 36 Ringgit Malaysia menjadi 3.959 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Bernama, trader minyak sawit David Ng mengatakan. Harga CPO menguat mengikuti harga minyak kedelai dan minyak mentah yang lebih kuat. “Harga CPO didukung pada 3.890 Ringgit Malaysia per ton dan resistance berada pada 4.050 Ringgit Malaysia per ton,” katanya.
Sementara itu, kepala penelitian komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai Anilkumar Bagani mengatakan bahwa kinerja pasar hari ini didukung oleh momentum bullish di pasar Minyak Kedelai Mentah Amerika Selatan kekuatan dalam harga energi, dan tanda-tanda pengurangan laju produksi minyak sawit di pabrik-pabrik Semenanjung Selatan selama periode 1-10 Juni.
“Harga CPO juga didorong oleh pergerakan harga minyak nabati China di jam-jam Asia. Namun, kinerja ekspor minyak sawit 1-10 Juni yang lebih lemah membatasi keuntungan dalam berjangka CPO BMD,” katanya.
Sumber: investor.id