Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berharap dapat mempertahankan kinerja produksi tahun ini sama seperti performa produksi pada tahun lalu.
Merujuk catatan Kontan, produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun inti korporasi pada tahun 2023 mencapai 3,31 juta ton atau naik 4,8% dari produksi TBS pada 2022 yang hanya sebesar 3,15 juta ton.
Kenaikan produksi TBS pada tahun 2023 kembali normal karena didukung oleh peningkatan yield dari 16 ton per hektar menjadi sekitar 17 ton per hektar.
Vice President Investor Relation & Public Affairs AALI Fenny Sofyan menyatakan untuk dapat mempertahankan laju produksi pada tahun ini AALI menjalankan sejumlah strategi, di antaranya peremajaan sawit serta good agricultural practices dijalankan dengan konsisten.
“Maka kami optimistis mencapai target produksi tahunan,” ungkap Fenny, kepada Kontan, belum lama ini.
Di samping itu, kemitraan atau penerimaan buah luar yang juga terencana dan targeted dapat menopang kinerja produksi AALI di tengah kondisi cuaca yang juga tidak menentu serta tren stagnansi produksi nasional industri ini.
Untuk memaksimalkan agenda bisnis tersebut, AALI pada tahun ini menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 1,3 triliun sampai dengan Rp 1,4 triliun. Mayoritas dari dana capex tersebut digunakan untuk program peremajaan sawit.
Namun sayang, Fenny tak memerinci sudah berapa persen realisasi dari penggunaan capex tersebut hingga saat ini,
“Terkait dengan capex saat ini mayoritas digunakan untuk program peremajaan sawit memang dengan target konsisten kami 4.000-5.000 ha per tahun,” jelasnya.
Apabila menilik kinerja keuangan, AALI mengantongi pendapatan bersih Rp 4,79 triliun di kuartal I-2024. Angka ini naik 0,81% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 4,76 triliun.
AALI mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp 230,52 miliar di kuartal I-2024. Angka ini naik 2,59% dari kuartal I-2023 yang sebesar Rp 224,7 miliar.
Menurut Fenny, terkait prediksi kinerja keungan, tentunya bergantung pada banyak hal. Selain pengoptimalan oportunity dalam menjalankan bisnis, fluktuasi harga sawit juga turut mempengaruhi kinerja AALI untuk tahun 2024.
“Namun dengan strategi oportunistik yang sudah diterapkan dalam beberapa tahun trakhir maka kami yakin bisa lebih agile dalam menghadapi fluktuasi pasar dan kebijakan pemerintah di tahun 2024 ini,” tandasnya.
Sumber: Kontan