Nama lengkapnya Muhammad Airil, biasa dipanggil Airil. Bujang kelahiran Aceh Singkil 16 Juni 2008, baru saja meraih sebagai juara dan dinobatkan menjadi Duta Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Singkil, tahun 2024, yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup bagian Aceh paling Selatan, Aceh Singkil.
Pada kompetisi itu, Airil harus bersaing dengan ratusan peserta dari sekolahnya sendiri, juga dari sekolah lain yang ada di Aceh Singkil. Dengan penuh keberanian dan percaya diri Airil berhasil menyabet gelar Duta dan menyingkirkan pesaing-pesaingnya yang rata-rata sebaya dengannya.
“Sebelum Duta Lingkungan Hidup ini, saya juga pernah menang sebagai juara 1 Duta Pelajar Kamtibnas, setelah masa jabatannya habis, lalu saya ikut seleksi Duta Lingkungan ini, alhamdulillah, menang lagi,” kata Airil.
Duta Pelajar Kamtibnas adalah perpanjangan tangan dari kepolisian yang bertugas untuk menjaga ketertiban dan keamanan di sekolah-sekolah yang ada di kabupaten dan provinsi.
“Sebetulnya ini bukan passion saya, saya dikenal sebagai anak yang introvert, sedangkan seleksi dan seluruh kegiatan duta ini utamanya adalah public speaking, jadi saya ga berekspektasi untuk bisa sampai terpilih,” cerita ai, begitu ia disapa oleh keluarganya.
Airil adalah anak dari Amin Safari yang bekerja di anak perusahan Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) di Aceh yaitu PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB) sebagai Community Development Administrasi, sedangkan ibunya Sri Julianti adalah ibu rumah tangga.
Airil mengungkapkan hal paling menarik yang sangat ia ingat, dan salah satu yang membuat ia berhasil memenangkan kompetisi Duta Lingkungan adalah karena pada saat proses tes wawancara ia ditanya apa yang ia ketahui terkait dengan lingkungan hidup, lalu ia menjelaskan terkait adanya lahan konservasi di tempat Ayahnya bekerja yaitu PT PLB.
“Ayah kan sudah kerja 20 tahun di PT PLB, dari kecil saya sering diajak Ayah keliling kebun sawit, kerena saya memang suka lingkungan saya banyak tanya sama Ayah tentang PT PLB, dijelasin salah satunya lahan konservasi ini, jadi saat wawancara saya ceritakan saja semua yang saya tau dari Ayah,” ceritanya.
Berbeda talenta, namun kebanggaan yang sama, Dimas Bagus Saputra siswa yang berasal dari sekolah yang sama dengan Airil, yaitu SMAN 1 Gunung Meriah, SMA yang dikenal favorit di Aceh Singkil ini merupakan sekolah binaan dari PT PLB.
Dimas, juga baru saja memenangkan sebuah kompetisi, yaitu juara 1 debat Bahasa inggris tingkat kabupaten dan provinsi. Ia juga berhasil menyingkirkan ratusan pesaing debatnya dari berbagai sekolah di provinsi.
Ia memang dikenal sebagai siswa dengan catatan akademik yang membanggakan, Dimas yang saat ini duduk di tingkat akhir SMA, tidak pernah absen menyandang peringkat pertama di kelasnya bahkan menjadi juara umum di tingkat sekolah tiga tahun berturut-turut dengan nilai akademik tertinggi.
Sama dengan Airil, Dimas juga merupakan anak dari karyawan PT PLB sebagai Assistant tanaman, Tommy namanya. Ibunya ibu rumah tangga dan ia merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
“Saya belajar otodidak saja, tapi saya memang tipe orang yang cukup ambisius dan kompetitif, sehingga menurut saya pencapaian akademik disekolah itu yang utama, kalau menang lomba-lomba sih, saya anggap bonus saja,” jawab Dimas saat ditanya tips dan trik dapat memenangkan kompetisi tersebut.
Maya Kartika, Kepala Sekolah SMAN 1 Gunung Meriah, membenarkan terkait dengan talenta dan prestasi yang dimiliki oleh banyak siswa-siswinya, salah satunya adalah Airil dan Dimas, ia mengatakan keberhasilan mereka memang berdasarkan kemauan dan bakat yang dimiliki, selain memang sudah diseleksi dengan begitu ketat dan dibina oleh para guru pembina di sekolah.
“Alhamdulillah, siswa dan siswi di sekolah ini banyak prestasinya, terlepas banyak macamnya prestasi yang dihasilkan, seperti Airil untuk kompetisi non akademik, serta dimas di prestasi akademik,” jelas Maya.
Maya menambahkan, bahwa di SMAN 1 Gunung Meriah hampir 40% adalah anak dari karyawan PT PLB yang mayoritas adalah anak yang bertalenta, ia juga mengungkapkan rasa bangganya kepada seluruh tim PT PLB yang selama ini telah menjalin hubungan baik, sebagai salah satu sekolah binaan dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) yang mendukung Pendidikan.
“Saya ingin seperti Ayah, mengabdi puluhan tahun ditempatnya bekerja hingga berhasil mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, semoga saya bisa bekerja di Astra Agro group seperti ayah” kata Airil
Sedangkan, Dimas mengungkapkan, begitu bangga dengan Ayahnya karena meski terlihat tegas namun memberikan kebebasan terkait pilihan hidupnya.
Keduanya menjawab hal yang sama saat ditanya, motivasi terbesar apa yang membuat mereka terus berjuang untuk menjadi anak-anak yang berprestasi, keduanya sontak menjawab “ibu”.
“Meski ibu hanya di rumah saja, tapi perannya tak terkalahkan oleh siapapun, justru ia yang selalu ada untuk saya” ungkap Airil.
“Ibu udah capek jaga dan didik saya sampai hari ini, saya mau buat ibu senyum terus, senyum ibu kebahagiaan saya,” tambah Dimas.
Di hari pemuda internasional ini, semoga Airil dan Dimas dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pemuda dan pemudi lain yang tak hanya di Aceh Singkil, untuk terus mengukir prestasi.