Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
JAKARTA – Pihak Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini diketahui sedang menyusun peta jalan atau roadmap bertajuk “Sawit Indonesia Emas 2045”.
“Peta jalan ini diharapkan dapat mewujudkan industri dan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan, mencakup semua aspek dari hulu hingga hilir, hingga tahun 2045,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.
Menurut Putu, seperti dikutip elaeis.co, Kamis (19/9/2024), inisiatif ini bertujuan untuk memastikan kelangsungan dan keberlanjutan sektor kelapa sawit Indonesia di masa depan.
Dengan demikian, tuturnya lebih lanjut, perkebunan sawit tetap dapat memberikan manfaat yang optimal bagi perekonomian nasional dan lingkungan secara umum.
Putu mengungkapkan, sebagai komoditas yang paling siap mendukung pencapaian net zero emission pada sektor industri tahun 2050, peta jalan “Sawit Indonesia Emas 2045” telah dirancang dengan fokus untuk mengeliminasi emisi karbon dalam industri nasional.
“Inisiatif ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi kelapa sawit sebagai salah satu solusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim, sekaligus menjaga keberlanjutan produksi dan menguntungkan perekonomian Indonesia,” ujar Putu.
Hilirisasi Sawit
Di samping berbicara tentang peta jalan, Putu Juli Ardika mengungkapkan tentang upaya pihak Kemenperin dalam program hilirisasi sawit ke dalam bernagai produk.
Putu mengingatkan kalau industri kelapa sawit merupakan salah satu prioritas dari program hilirisasi industri yang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor Indonesia.
“Perlu diketahui bahwa pada tahun 2023, nilai ekonomi sektor perkelapasawitan, dari hulu hingga hilir, mencapai lebih dari Rp 750 Triliun, yang berkontribusi sekitar 3,5 persen terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) nasional,” kata Putu.
Di samping itu, dirinya juga bilang kalau industri kelapa sawit telah menjadi penghela pertumbuhan perekonomian Indonesia, serta meningkatkan persebaran pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa.
“Kementerian Perindustrian berkomitmen mendukung program nasional hilirisasi industri berbasis sumber daya alam (SDA),” kata Putu.
“Hal ini sejalan dengan upaya untuk mendorong sektor industri untuk berkontribusi pada upaya global pengurangan emisi gas rumah kaca melalui pencapaian net zero emission (NZE) yang dipercepat,” Putu menambahkan.
Sesuai dengan amanat Presiden RI, kata Putu, Kementerian Perindustrian senantiasa konsisten mendukung penumbuhan industri hilir pengolahan SDA serta menciptakan industri hijau yang ramah lingkungan dan lestari berkelanjutan.
Sumber: Elaeis.co