Keberadaan daycare atau tempat penitipan anak (TPA) kini menjadi sangat krusial, kehadirannya tidak dapat disepelekan. Lebih dari sekedar tempat penitipan anak, tempat ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat stimulasi tumbuh kembang bagi anak dan membuat orang tua tidak khawatir ketika harus meninggalkan anak-anak saat bekerja.
Daycare bukan hanya tempat untuk meninggalkan anak, sementara orang tua bekerja. Daycare merupakan lingkungan yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Bagi perempuan secara khusus, keberadaan daycare merupakan suatu bentuk keberpihakan bagi perempuan, terutama ibu yang bekerja, agar tetap dapat menyeimbangkan antara karir dan keluarga.
Jarum jam menunjukkan pukul enam tiga puluh pagi saat Erlina Sari setiap hari mengantarkan anaknya Kandiana Zia, menggunakan motor menuju Tempat Penitipan Anak (TPA) yang menjadi asa para pekerja perempuan di wilayah perkebunan sawit.
Di halaman TPA yang ditumbuhi banyak pohon dan berbagai bunga, para pengasuh telah menanti dengan senyum dan lambaian tangan.
“Setiap hari saya antar anak saya dulu ke TPA baru dia berangkat ke sekolah menggunakan bus sekolah dari perusahaan yang dijemput di TPA. Anak saya Zia baru masuk taman kanak-kanak yang juga milik perusahaan,” kata Erlina seusai mengantarkan anaknya ke TPA.
Erlina merupakan salah satu orang tua yang telah menitipkan anaknya ke TPA sejak anak keduanya Zia berusia 1,5 tahun. Bahkan dulu anak pertamanya juga ia titipkan di sana, yang saat ini usianya sudah 11 tahun. Jadi, kurang lebih sudah 13 tahun ia memanfaatkan fasilitas yang disediakan perusahaannya, berupa tempat penitipan anak, atau yang saat ini populer disebut daycare.
Erlina merupakan seorang istri dari Suwanto, Erlina dan Suwanto merupakan karyawan yang bekerja di perkebunan sawit PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB), anak usaha dari PT Astra Agro Lestari (Astra Agro), bagian pemanen di Aceh Singkil.
Ia dan istrinya sudah sangat percaya untuk menitipkan anaknya di TPA PT PLB sebelum berangkat kerja, dan akan menjemputnya kembali seusai bekerja. Orang tua dari dua anak ini mengaku sangat bersyukur dan terbantu dengan fasilitas TPA.
“Saya bisa membantu suami dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga berkat fasilitas TPA dari PLB, petugasnya sangat amanah, tempatnya nyaman, kedua anak saya menjadi saksi keberhasilan TPA membantu orang tua menjaga dan mendidik anak-anak, selagi orang tuanya bekerja,” ungkap Erlina.
Menurutnya, tak mudah bagi dia, apalagi seorang perempuan untuk mendapatkan dan mempertahankan pekerjaannya. Banyak faktor yang membuat perempuan memiliki keterbatasan jika bekerja, terutama soal siapa yang akan menjaga anak-anak.
Namun, di PLB, ia merasa mendapat dukungan melalui berbagai kebijakan yang mengedepankan kesetaraan gender, sehingga perempuan tetap dapat berkarya, salah satunya dengan adanya penyediaan fasilitas TPA.
“Fasilitas ini memudahkan saya khususnya, sebagai pekerja sehingga mampu mendukung kebutuhan sehari-hari, terlebih lagi, kami tidak dipungut biaya apapun untuk menitipkan anak di sini” katanya.
TPA ini berada di permukiman rumah karyawan yang tersebar di berbagai area perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro). Untuk di area Aceh sendiri, ada sekitar 20 TPA yang tersebar di seluruh PT di area Aceh, diantaranya di wilayah Aceh Jaya, di PT Tunggal Perkasa Plantations 3 (TPP3), PT Karya Tanah Subur (KTS) di Aceh Barat, termasuk di Aceh Singkil PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB).
Dengan memiliki berbagai fasilitas seperti ruang bermain beserta bermacam alat permainan edukatif, halaman bermain di taman yang dilengkapi dengan arena permainan seperti ayunan, perosotan, jungkat-jungkit dan lainnya. Ruang istirahat, kamar mandi, dapur serta keperluan lainnya. TPA telah didesain dan dirancang sedemikian rupa guna menciptakan keamanan dan kenyamanan.
TPA sendiri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak pendidikan dini, aktivitas bermain, serta waktu istirahat yang cukup, ketika orang tua bekerja. Anak yang dapat dititipkan di TPA adalah anak berusia 1 tahun hingga usia taman kanak-kanak atau maksimal 6 tahun.
Pengasuh di TPA juga merupakan orang-orang terpilih yang berkompeten, seperti guru TK yang direkruit perusahaan, perawat di poliklinik kebun (polibun) serta kader-kader posyandu setempat.
Erlina, yang sehari-hari bertugas mengumpulkan brondolan atau buah sawit yang terlepas dari tandan, mengakui anaknya sangat mendapatkan manfaat dari TPA, tidak hanya sebagai tempat ia bermain saat tidak bersama orangtuanya, melainkan sebagai rumah kedua bagi anaknya.
“Seringkali anak saya tidak mau diajak pulang saat saya jemput, bahkan waktu saya dan suami liburpun, ia tetap minta diantar ke TPA, karena begitu senang berada di TPA bersama pengasuh dan teman-temannya,” pungkas Erlina.
Salah satu petugas TPA PT PLB, Lamria Sinamo membenarkan bahwa anak-anak senang berlama-lama di TPA. Mereka begitu terlihat bergembira berkumpul bersama teman seusianya, dengan berbagai macam kegiatan dan permainan yang disediakan.
“TPA ini sebagai sekolah dini bagi anak-anak, dengan mengajarkan tentunya kegiatan dan pembelajaran seusia mereka, seperti berdoa, bernyanyi, toiet training, sikat gigi, hingga diadakan pemeriksaan rutin kesehatan dan tumbuh kembang anak,” jelasnya.
Bekerjasama dengan dokter kebun, dan puskesmas serta sekolah-sekolah setempat tujuannya untuk memastikan kebutuhan dasar anak terhadap kesehatan, pendidikan, dan hiburan, tetap terpenuhi meskipun tidak selalu didampingi oleh orang tua mereka.
Sementara itu, Yuslinar pengurus salah satu TPA di PT Karya Tanah Subur (KTS), Aceh Barat, mengaku senang menjalani profesinya. Ia merasa bahagia dapat membantu para orang tua dalam mengasuh anak ketika harus bekerja sementara.
Bagi Yuslinar, anak-anak di TPA PT KTS ini sudah dianggap sebagai anak sendiri yang perlu diberi perhatian dan cinta kasih sebaik mungkin.
“Saya menyaksikan sendiri bagaimana TPA bukan hanya membantu para karyawan agar bisa bekerja lebih optimal, tetapi juga membantu anak-anak dalam proses tumbuh dan berkembang,” kata Bu Yul, begitu sapaannya oleh anak-anak dan pengasuh lainnya.
Ia mengaku sangat bahagia setiap kali ada anak asuh baru yang masuk di TPA, bahkan sedih ketika ada anak yang sudah harus lulus karena usianya yang tidak lagi bisa berada di TPA, untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
TPA merupakan salah satu fasilitas Astra Agro yang disediakan untuk anak-anak karyawan dan luar karyawan. Misalnya, jika salah satunya saja (Ayah atau Ibunya) yang bekerja di perkebunan Astra Agro, dan salah seorangnya lagi bukan bekerja di kebun Astra Agro, sudah boleh mendapatkan fasilitas TPA ini.
Tak hanya itu terdapat pula fasilitas pendidikan seperti gedung sekolah, bus sekolah, beasiswa, posyandu, serta dukungan kebutuhan pokok lainnya yang didapat, sebagai tanggung jawab perusahaan dalam Corporate Social Responsibility (CSR) yang terbagi menjadi empat pilar, yakni Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, dan Ekonomi.
Penyediaan fasilitas TPA juga sejalan dengan kampanye untuk mengimplementasikan program-program terkait Diversity, Equity dan Inclusion (DEI) Grup Astra. Khususnya Astra Agro, yang bukan lagi menjadi hal baru melainkan sudah menjadi budaya yang sudah diterapkan sejak lama, guna dapat terus berupaya menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, serta juga ramah bagi perempuan dan anak. (*)