Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
Kecamatan Singkil Utara, Aceh Singkil, menjadi bukti nyata bahwa ketahanan pangan dapat diwujudkan dengan pendekatan kreatif dan berkelanjutan.
Melalui budidaya ikan lele berbasis teknologi bioflok, desa ini tidak hanya memastikan ketersediaan pangan, tetapi juga berkontribusi pada pencegahan stunting bagi bayi dan balita.
Program ini diinisiasi Rahman Dwi Rizky, Sekretaris Desa Telaga Bhakti, yang bersama perangkat desa lainnya memanfaatkan dukungan dari PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB), anak usaha PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro).
PLB secara rutin memberikan bantuan material dan non-material untuk memberdayakan masyarakat desa.
“Kami memulai program ini pada 2022, awalnya dengan menanam sayur mayur. Namun, hasilnya tergantung musim, sehingga kami mencoba budidaya lele dengan sistem bioflok yang lebih berkelanjutan,” ungkap Rahman, lulusan perguruan tinggi di bidang perikanan dalam keterangannya, Sabtu (16/11/2024).
Rahman mengatakan, dengan sistem bioflok, kolam lele dikelola menggunakan teknologi ramah lingkungan.
Selain itu air kolam tetap bersih berkat sistem pembuangan kotoran otomatis yang juga menghasilkan pupuk organik untuk tanaman hortikultura.
“Ini membuat budidaya lebih efisien tanpa harus mengganti air secara manual,” ujar Rahman.
Hingga kini, Desa Telaga Bhakti telah memanen lele sebanyak dua kali, dengan hasil 85 kg pada panen pertama dan 198 kg pada panen kedua.
Hasil panen ini langsung didistribusikan kepada masyarakat, terutama bayi dan balita melalui program posyandu.
“Kami membagikan ikan lele sebagai makanan tambahan bergizi bagi anak-anak. Ini efektif untuk membantu mencegah stunting,” ujar Rahman.
Nur Aini, seorang kader desa sekaligus dokter, menegaskan bahwa lele merupakan sumber protein yang terjangkau dan mampu melengkapi kebutuhan gizi anak-anak.
“Orangtua tidak harus membeli bahan pangan mahal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga,” katanya.
Program budidaya lele ini merupakan bagian dari komitmen Astra Agro dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di empat bidang utama: ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan pendidikan.
“Tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang mandiri dan tidak bergantung pada pihak luar,” ujar Riduan Manik, Community Development Area Manager Aceh, melalui Assistant CSR Catur Wibowo.
PLB juga berperan penting dalam menjadikan Desa Telaga Bhakti sebagai Desa ProKlim, sebuah penghargaan dari Dinas Lingkungan Hidup Aceh Singkil atas inisiatif lingkungan yang berkelanjutan.
Desa Telaga Bhakti tidak berhenti pada budidaya lele. Mereka berencana memperluas usaha ke budidaya ikan lain seperti nila dan gurame.
Rahman berharap program ini dapat terus berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi desa lain untuk memanfaatkan potensi lokal demi ketahanan pangan.
Ia menambahkan, kolaborasi antara perangkat desa dan Astra Agro, Desa Telaga Bhakti membuktikan bahwa usaha kecil berbasis masyarakat dapat menghasilkan dampak besar, baik dari sisi ekonomi dan kesehatan.
“Program ini menjadi contoh nyata bagaimana inovasi lokal mampu menjawab tantangan global seperti ketahanan pangan dan stunting,” pungkas Rahman.