Penafian
Artikel ini mungkin berisi materi berhak cipta, yang penggunaannya mungkin tidak diizinkan oleh pemilik hak cipta. Materi ini disediakan dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan. Materi yang terdapat dalam situs web Astra Agro didistribusikan tanpa mencari keuntungan. Jika Anda tertarik untuk menggunakan materi yang memiliki hak cipta dari materi ini dengan alasan apapun yang melampaui ‘penggunaan wajar’, Anda harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari sumber aslinya
TRIBUNKALTIM.CO – Hari Sawit Nasional diperingati setiap tanggal 18 November di Indonesia.
Peringatan tersebut dilakukan untuk mengapresiasi peran kelapa sawit dalam perekonomian nasional dan kontribusinya terhadap kehidupan masyarakat.
Dalam rangka memperingati Hari Sawit Nasional, PT Waru Kaltim Plantation (WKP), anak perusahaan kelapa sawit Astra Agro Lestari (AALI) yang beroperasi di Kalimantan Timur terus memperkuat kemitraan antara perusahaan dan petani.
Terutama, kemitraan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit melalui program Partnership Management (PSM) sebagai pendukung pasokan bahan baku, juga menjadi sarana dalam mendukung peningkatan perekonomian masyarakat.
“Kehadiran PT WKP sebagai mitra memberikan rasa aman bagi petani dalam hal pemasaran tandan buah segar (TBS). Kalau tidak ada perusahaan yang menampung, kami pasti kesulitan mencari pasar,” kata Edy Santoso pada Selasa (24/11/2024).
Edy merupakan salah satu mitra di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur yang merasakan hadirnya perusahaan kelapa sawit PT WKP sebagai perusahaan yang sangat bermanfaat, terutama dalam menjaga harga jual yang lebih stabil dan memastikan penanganan panen yang terstandarisasi.
Tidak hanya itu, Edy juga mengatakan bahwa PSM PT WKP memberikan dukungan menyeluruh bagi petani, mulai dari penyerapan hasil panen hingga pembinaan berkelanjutan.
Para petani menerima pelatihan terkait cara merawat tanaman, teknik pemupukan yang benar, dan manajemen panen yang efisien.
PSM juga menyediakan bantuan langsung, termasuk herbisida, kendaraan angkut, dan kredit peralatan yang dapat dicicil melalui hasil TBS yang disetor.
“Untuk kebutuhan khusus, petani bisa mengajukan permintaan sesuai kebutuhan mereka,” katanya.
Partnership Operation Officer PT WKP, Rio Saputra, menambahkan bahwa setiap kelompok tani memiliki kebutuhan yang berbeda.
Di Desa Bangun Mulyo misalnya, fokus pembinaan lebih pada perawatan tanaman yang belum menghasilkan, sementara di lokasi lain lebih banyak permintaan panduan pemupukan.
“Dengan pendampingan ini, kami ingin memastikan para petani mendapat pengetahuan praktis yang benar-benar berguna di lapangan,” kata Rio.
Rio juga menjelaskan sebagai bagian dari program kemitraan, PT WKP selalu mengutamakan kepatuhan hukum dari setiap mitranya.
Para petani yang bermitra wajib memastikan bahwa lahan mereka berada di kawasan legal, guna menghindari masalah kepemilikan di kemudian hari.
Tim WKP bahkan melakukan survei untuk memastikan bahwa lokasi kebun mitra sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Legalitas lahan sangatlah penting. PT WKP melakukan verifikasi untuk memastikan lahan mitra berada di area yang sesuai, sehingga kerja sama ini juga terjamin keamanannya,” ujar Rio.
Melalui program PSM, PT WKP juga terus berkomitmen untuk membangun kemitraan yang menguntungkan kedua belah pihak secara adil.
PSM menjadi wadah kemitraan yang mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.
“Program yang berjalan sejak 2015 ini bertujuan agar semua pihak, baik petani, pengepul, maupun perusahaan, mendapat keuntungan yang seimbang. Kami ingin mitra kami mendapat kesejahteraan yang lebih baik melalui kemitraan ini,” tambah Rio.
PT WKP percaya bahwa kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan adalah hal penting dalam sebuah proses menjadi perusahaan kelapa sawit yang berkelanjutan.
PT WKP berkomitmen untuk terus melakukan pendekatan dengan para pemangku kepentingan, karena tidak hanya fokus pada peningkatan profit perusahaan tapi juga membagi nilai positif baik bagi dari segi sosial dan lingkungan. (*)
Sumber: kaltim.tribunnews.com