Koran Sindo | Jumat, 1 Maret 2019
Pemerintah Beri Perhatian Petani Sawit JAKARTA Pemerintah memberikan perhatian lebih besar kepada petani sawit dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan. Petani menjadi tulang punggung keberlangsungan industri sawit dan ekonomi nasional.
“Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan perhatian sangat besar terhadap sawit. Karena sawit ini memberikan kontribusi besar kepada ekonomi dan punya peranan pen-tingterhadap Indonesia. Kalian ini pahlawan bangsa,” ujar Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan pidato utama dalam Pertemuan Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia 2019 di Jakarta kemarin.
Luhut mengatakan, perusa-haan harusmelindungi petani untuk menjaga keseimbangan dalam perekonomian dan mencegahkecemburuan sosial. “Presiden Jokowi meminta supaya ada keseimbangan,” pinta Luhut.
Menurut dia, pemerintah mendorong kelompok tani dapat mengelola pabrik sawit yang bertujuan memasok kebutuhan biofuel di daerah. Kemandirian itu harus ada dan pemerintah mempunyai target 30% dari produksi sawit menjadi green fuel. Alhasil, impor minyak fosil dapat berkurang besar dalam jangka waktu 2-3 tahun mendatang.
Di sinilah pentingnya peranan industri kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia. Saat ini, menurut Luhut, sawit telah menjadi industri superstrategis bagi negara. Kontribusi sawit menyerap tenaga kerja lebih dari 17,5 juta orang, baik secara langsung maupun tidak langsung dan menciptakan kesejahteraan sebanyak 2,3 juta petani kecil.
“Oleh karena itu, peran sektor sawit terhadap pengentasan kemiskinan sangat besar. Perkebunan sawit berpengaruh signifikan terhadap penurunan angka kemiskinan di Indonesia,” ujar Luhut.
Luhut meminta pelaku industri dapat menata praktik perkebunan sehingga Indonesia benar-benar berdaulat, ber-martabat, dan berkelanjutan. “Terkait urusan keluar, supaya diplomasi kita ofensif. Karena pertahanan terbaik itu adalah menyerang.
Kita ini negara besar, enggak boleh diatur-atur apalagi didikte orang,” katanya. Namun katanya, pengembangan perkebunan sawit harus memperhatikan aspek lingkungan agar menghasilkan per-tumbuhan yang berkelanjutan. “Untuk itu, pemerintah mengambil langkah moratorium perluasan lahan sawit dan res-torasigambut,” jelasnya.
Rino Afrino, Ketua Panitia Pelaksana Pertemuan Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia, menuturkan bahwa tujuan acara ini memberikan infor-masi menyeluruh kepada seluruh petani kelapa sawit di 22 provinsi mengenai upaya, strategi, dan diplomasi pemerintah Indonesia untuk pengembangan kelapa sawit sebagai komoditas strategis nasional yang berkelanjutan.
Selain itu, juga mengidentifikasi permasalahan dan po-tensi kebun kelapa sawit rakyat terkait legalitas lahan atas keterlanjuran petani dalam ka-wasan, sertifikasi, produktivitas, infrastruktur, hargata dan buah segar (TBS), sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), dan pemanfaatan ener-giterbarukan. Sudarsono