Bisnis.com, BALIKPAPAN — Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur memacu pemenuhan konsumsi daging sapi melalui penggemukan di bekas lahan tambang dan integrasi penggemukan dengan areal perkebunan kelapa sawit.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur Dadang Sudarya mengatakan, saat ini jumlah ternak sapi untuk mencukupi kebutuhan konsumsi mencapai 100.000 ekor per tahunnya. Di mana separuhnya dipenuhi dari peternak lokal di Kaltim dan sisanya daging beku didatangkan dari luar Kaltim.
Pemprov lanjut dia sedang mempersiapkan untuk penambahan kebutuhan hingga 50% dari jumlah kebutuhan saat ini sebagai antisipasi pemindahan ibu kota baru. Dengan memperhitungkan tAmbahan penduduk menjadi 5,5 juta jiwa dari saat ini, maka Kaltim harus menambah produksi menjadi 150.000 ekor per tahun.
“Sekarang itu dari produksi 100.000 ekor per tahun baru bisa memenuhi 27,3% kebutuhan. Jadi memang 70%-nya masih datang dari luar. Target kami secara ke-depan bisa memenuhi hingga 40% kebutuhan lokal,” jelasnya Rabu (4/9/2019).
Adapun, tekan dia, strateginya memang dengan cara melibatkan pihak swasta dalam mengembangkan wilayah peternakan sapi potong pada areal kebun sawit dan lahan bekas tambang.
“Apalagi dengan status baru sebagai ibu kota negara, kami optimistis akan lebih banyak investor yang tertarik masuk untuk mengembangkan peternakan sapi,”imbuhnya.
Dadang mencatat, saat ini pengembangan sapi potong di areal perkebunan sawit sudah berlangsung di Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara. Tahap awal didatangkan sapi jenis Brahman Cross dari Australia sebanyak 1.691 ekor.
Saat ini luas perkebunan kelapa sawit di Bumi Etam adalah 1.199.407 ha yang meliputi 370.232 ha tanaman belum menghasilkan (TBM), 806.930 ha Tanaman menghasilkan serta tanaman tua atau tanaman rusak seluas 22.245 ha.
Berdasarkan jenis kepemilikan lahan luas areal kelapa sawit pola rakyat atau swadaya 286.058 ha, perkebunan besar negara (PTPN XIII) 14.402 ha dan perkebunan besar swasta 898.947 ha. Dengan demikian jika diasumsikan daya tampung 1 ha maka diproyeksikan jumlah ternak yang dapat dikembangkan sebanyak 1.199.407.
Sementara itu berdasarkan populasi pengembangan ternak di kabun sawit di Kalimantan Timur hingga aKhir tahun lalu telah mencapai 36.272 ekor atau sebesar 30,87% dari populasi.
Untuk pengembangan peternakan sapi di lahan bekas tambang tengah dijajaki di wilayah Samarinda dan Kutai Kartanegara. Pemanfaatan lahan bekas tambang ini akan dibuat konsep mini ranch. Saat ini pihaknya tengah membangun lima unit melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) dan kedepannya akan ada 35 unit lagi yang sedang dibangun.
“Kami berharap swasta kabupaten kota target apbd 150 an-unit. Namun dari rencana,kami harapkan 1.000-an unit secara bersamaan dengan APBD, APBN, Perusahaan tambang batubara, perusahaan sawit perbankan dan swasta lainnya,” ungkapnya.