Kinerja saham PT Astra Agro Lestari Tbk. diprediksi terus membaik pada sisa tahun ini dan menembus level Rp 14.800 per saham didorong oleh terbukanya pasar China.
Analis PT OCBC Sekuritas Research Inav Haria Chandra merekomendasikan beli untuk saham emiten berkode AALI tersebut. Menurutnya, harga saham AALI dapat naik hingga menembus Rpl4.800 per saham. Target harga tersebut naik 37,67% dibandingkan dengan penutupan perdagangan Kamis (26/9), yakni pada level Rp 10.750 per saham.
“Kami menaikkan valuasi kami untuk AALI menjadi Rp 14.800 dengan dasar price book to value [PBV] 2020 sebesar 1,45 kali. Kami mengganti metodologi menjadi PBV dari price earning ratio (PER) karena kurang cocok dengan kondisi terkini,” katanya melalui riset, baru-baru ini.
Menurut Inav, kinerja pendapatan perseroan akan membaik dan mendorong PBV ratarata industri perkebunan. Dia memerkirakan pendapatan AALI pada 2019 mencapai Rp 17 triliun dan Rp 18,98 triliun pada 2020.
Sementara itu, laba bersih diperkirakan mencapai Rp259 miliar pada 2019 dan Rp 1,49 triliun pada 2020. Earnings per share 2019 sekitar Rp 134 per saham dan naik menjadi Rp776 per saham pada 2020.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pada semester 1/2019 AALI mencatatkan pendapatan Rp8,52 tribun dengan laba bersih Rp53,39 mibar.
Inav optimistis sebab pasar China terbuka lebar bagi AALI untuk mendorong kinerja fundamental perseroan. “China mengumumkan rencananya untuk menghapus minyak kedelai, rapeseed dan minyak sawit dari manajemen tariff-rate quota (TRQ). Draf terbuka untuk publik, dan keputusan akhir diharapkan akan diumumkan segera,” katanya.
Menurutnya, China adalah konsumen minyak nabati terbesar di dunia. Terbukanya perdagangan ke China akan menguntungkan produsen minyak kelapa sawit seperti AALI karena minyak sawit memiliki biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
Sementara itu, analis Ciptadana Sekuritas Asia merekomendasikan tahan untuk saham AALI pada target harga Rp 10.800 per saham. Adapun, PER pada 2019 diperkirakan 213 kali dan 54,1 kati pada 2020.
Saat ini, saham AALI diperdagangkan pada PER 238,89 kali. Kapitalisasi pasar perseroan tercatat Rp20,69 triliun.
Menurutnya, meskipun pasar China terbuka lebar, tetapi yang paling akan menikmati adalah perusahaan sawit yang memiliki produk fatty acid methyl ester (FAME). Senyawa tersebut merupakan zat untuk dicampur sebagai biodiesel.
Source: Bisnis Indonesia