Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Barat, Muhammad Idris, mengatakan industri kelapa sawit saat ini menjadi salah satu penopang dan penggerak ekonomi di Sulbar.
Menurutnya, dari riset yang pernah dilakukan Bank Indonesia (BI) disebutkan dua penggerak utama dalam pembangunan di Sulbar yakni investasi langsung dari Pemerintah dan sektor kelapa sawit.
“Kelapa sawit sudah menggantikan peran komoditas karet yang sebelumnya mendominasi perekonomian di Sulbar,” kata Idris, pada Seminar Pengembangan Industri Kelapa Sawit Menuju Kemandirian Energi di Grand Maleo Hotel Mamuju, Kamis (14/11).
Dikatakan, kelapa sawit mulai masuk di Sulbar melalui program Perkebunan Inti Rakyat (PIR) pada tahun 1980-an.
Saat itu, kelapa sawit yang dikembangkan di tiga kabupaten, yakni Mamuju, Mamuju Tengah, dan Pasangkayu, ini mulai menjadi penggerak dan penopang ekonomi di Sulbar dan membuka lapangan kerja baru.
Data Dinas Perkebunan Sulbar, hingga tahun 2018 jumlah perusahaan kelapa sawit mencapai 17 perusahaan dengan luasan lahan perkebunan yaitu 79 ribu hektare.
“Pemerintah tentu saja mendukung dan mendorong pembangunan industri sawit tersebut. Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya struktur khusus dalam instansi Dinas Perkebunan untuk memfokuskan perkembangan sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit. Sebelumnya, sektor perkebunan masih digabung bersama Pertanian, Hortikultura maupun Perikanan,” ujarnya.
Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Laode Asrul, mengatakan hal-hal yang umumnya mempengaruhi rendahnya produktivitas kelapa sawit di antaranya bibit palsu.
Menurut Laode, sebanyak 1 juta hektare lahan perkebunan sawit di Indonesia masih menggunakan bibit yang tidak bersetifikat (bibit palsu) sehingga mempengaruhi produktivitas.
Rata-rata kebun kelapa sawit Indonesia hanya menghasilkan 3,6 ton/hektare per tahun, sementara lembaga riset mengungkapkan potensi produksi kelapa sawit bisa mencapai 7-9 ton/hektare per tahun sehingga kurang memuaskan.
“Sulbar dapat memaksimalkan potensi ekonomi di industri kelapa sawit. Riset juga terus ditingkatkan sehingga dapat memaksimalkan produktivitas dan potensi-potensi lain dari industri perkebunan kelapa sawit,” ujarnya.
Source : Kumparan