InfoSAWIT, JAKARTA – Diantara komoditas perkebunan tersebut, kelapa sawit menjadi salah satu komoditas primadona di Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, pembangunan lokal, kesejahteraan masyarakat, kelestarian lingkungan, dan yang terpenting adalah peningkatan kualitas hidup.
Pada tahun 2018, Indonesia memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit sekitar 14,32 juta hektar. Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan merupakan provinsi dengan lahan sawit terluas. Lantas sekitar 59% dari total lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dimiliki oleh perusahaan perkebunan swasta (besar) dan negara, sementara sisanya sebanyak 41% dimiliki oleh perkebunan rakyat.
Di sisi perekonomian makro, industri minyak kelapa sawit memiliki peran yang strategis, merujuk data dari Kementerian Pertanian tahun 2018, sektor kelapa sawit tercatat sebagai penghasil devisa terbesar mencapai Rp 247 triliun, berpotensi membangun kedaulatan energi, ekonomi kerakyatan dan penyedia lapangan kerja dimana kelapa sawit mampu menyediakan lapangan kerja hingga 4,2 Juta orang, dan sekitar 12 Juta lapangan kerja tak langsung.
Pada sisi pembangunan ekonomi daerah, industri minyak kelapa sawit berperan strategis membangun daerah pelosok menjadi pusat pertumbuhan baru dan memacu pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Peningkatan produksi minyak sawit mentah (CPO) meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan pada daerah-daerah sentra perkebuna kelapa sawit. Industri minyak kelapa sawit juga merupakan industri yang strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Sebagai negara agraris dengan penyumbang PDB terbesar kedua setelah industri pengolahan yakni sebesar 13,26% pada tahun 2018, sektor pertanian memiliki industri kelapa sawit yang mampu menjadi pengungkit (leverage) percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Sektor pertanian menjadi sangat penting karena lebih dari separuh PDB sektor industri pengolahan adalah berbasis pertanian. Selain itu, sektor pertanian juga merupakan penyerap terbesar tenaga kerja, yaitu sekitar 35% dari total tenaga kerja. (Asrita / Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura)
Sumber: Infosawit