Digitalisasi bisnis yang telah dirintis PT Astra Agro Lestari Tbk. sejak beberapa tahun silam disebut menjadi penyelamat kinerja perseroan di tengah tekanan pandemi.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per Maret 2021, emiten bersandi AALI tersebut perusahaan mengalami penyusutan keuntungan 56,22 persen secara year on year, dari Rp371,06 miliar pada kuartal I/2020 menjadi hanya Rp161,43 miliar pada kuartal I/2021.
Penyusutan laba tersebut salah satunya diakibatkan berkurangnya keuntungan selisih kurs menjadi Rp12,22 miliar per Maret 2021, dibandingkan Rp104,36 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Padahal, selama periode tersebut perseroan berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan yakni menjadi Rp5,03 triliun untuk kuartal I/2021, atau meningkat 4,98 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,79 triliun.
Investor Relation Manager Astra Agro Lestari Fenny A. Sofyan mengatakan selama tahun 2020 hingga 2021 Astra Agro dan Industri kelapa sawit Indonesia pada umumnya mengalami masa yang sulit ditengah pandemik meskipun secara harga rata-rata yang cukup tinggi.
Namun, digitaliasasi yang dilakukan Astra Agro yang telah dirintis 3 tahun lalu disebut menjadi penyelamat kinerja perseroan karena memungkinkan operasional kebun tetap berjalan baik di tengah pandemi.
“Kami bisa menjalankan operasional kebun dengan tetap baik dan mempertahankan produktivitas perusahaan ditengah pembatasan sosial akibat pandemic Covid-19. Digitaliasasi ini juga menjadi upaya dalam menjalankan operasioanal yang efisien,” katanya kepada Bisnis, Rabu (21/4/2021).
Selain itu, dari sisi produksi, selain optimasi produksi buah dari kebun inti, Fenny menyebut perseroan juga terus meningkatkan kemitraan melalui penerimaan buah luar dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
“Ini akan terus menjadi strategi kita meningkatkan pendapatan,” imbuhnya.
Adapun sebagai strategi jangka panjang, dia mengatakan Astra Agro telah meluncurkan tiga jenis bibit unggul hasil penelitian tim riset Astra Agro selama 10 tahun. Bibit-bibit tersebut diklaim dapat menghasilkan 8,5-9 ton/ha/tahun.
“Selain itu kami melakukan replanting di area kami dengan rata-rata 5000-6000 Ha/tahun,” pungkas Fenny. (Dhiany Nadya)
Sumber: Bisnis.com