Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengatakan pihaknya memberikan dukungan terhadap sejumlah riset dalam mengkonversi minyak sawit menjadi energi lain.
“Kami kerja sama dengan ITB yang mengonversi minyak sawit jadi bioetilen (bioethylene) karbon dalam waktu dekat akan diimplementasikan ke Musi Banyuasin dengan dibangun mini plant yang menjadikan sawit menjadi IVO (Industrial Vegetable Oil). Hal ini jadi feed stock jadi bioetilen karbon atau dalam bentuk bensin sawit, diesel sawit, atau avtur sawit,” ujarnya dalam CNBC Indonesia New Energy Conference dengan Tema “Membedah Urgensi RUU Energi Terbarukan”, Senin (26/4/2021).
Lebih rinci dia menjelaskan mini plant IVO tersebut melibatkan petani dan akan menjadi feed stock yang dikelola sendiri.
“Dengan demikian, akan menggerakkan ekonomi terhadap pekebun sawit rakyat itu yang akan kita lakukan saat ini akan dikembangkan ke sentra produsen sawit,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Eddy Abdurrachman mengungkapkan kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi tantangan dalam penyediaan bio diesel.
“Yang menjadi persoalan, terkait harga cpo yang naik, mengakibatkan harga biodiesel dari waktu ke waktu cukup tinggi dibandingkan dengan Solar. Tugas BPDPKS adalah menutup gap dari harga indeks pasar biodiesel dan harga indeks pasar solar, sehingga solar yang dicampur 30% biodiesel tadi harganya affordable,” ujarnya.
Pada Jumat lalu, harga kontrak CPO pengiriman Juli di Bursa Malaysia Derivatif Exchange lanjut menguat hingga menyentuh di atas RM 3.148/ton. Harga minyak nabati unggulan ekspor Malaysia dan Indonesia ini diperkirakan tetap tinggi hingga bulan Juni. (Emir Y)
Sumber: cnbcindonesia.com