Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Edi Wibowo mengatakan pemerintah segera memulai pilot project konversi crude palm oil (CPO) menjadi bensin di sejumlah wilayah di Indonesia. Itu dilakukan sebagai salah satu langkah strategis untuk meningkatkan serapan sawit di dalam negeri sekaligus menekan impor bensin.
“Kami kerja sama dengan ITB siapkan pilot plan mengembangkan produk CPO dikonversi jadi biohydrocarbon fuel. Jadi dikembangkan ke bensin,” ujarnya dalam FGD Sawit Berkelanjutan, Rabu (28/4).
Ia mengatakan penelitian untuk mengonversi minyak sawit mentah menjadi bensin atau gasoline ini sudah lama dilakukan oleh ITB. Berbeda dengan program campuran minyak nabati dengan solar yang sudah berjalan, konversi sawit menjadi bensin belum dimulai sebab masih membutuhkan ujicoba lanjutan.
Jika upaya ini berhasil, kata Edi, maka Indonesia tak perlu khawatir dengan masalah penurunan harga CPO. Sebab, serapan sawit dari dalam negeri untuk dikonversi menjadi bensin akan cukup besar.
“Ini bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap impor bensin yang cukup tinggi selama ini,” imbuhnya.
Konversi CPO menjadi bensin dilakukan dengan cara mencampurkannya dengan katalis untuk menghasilkan biogasoline alias bensin nabati yang memiliki oktan (research octan number/RON) hingga 110.
Jika dicampurkan dengan premium, bahkan BBM yang dihasilkan bisa sekelas Pertamax Turbo. Katalis tersebut diproduksi oleh para peneliti dari ITB dan digunakan pada beberapa kilang yang dimiliki Pertamina.
Pemerintah sendiri mendukung upaya pembentukan pabrik katalis melalui usaha patungan (joint venture) antara ITB, Pertamina dan PT Pupuk Kujang. Rencananya pabrik tersebut bakal dibangun di Cikampek dengan nilai investasi sekitar Rp150 miliar.
Sumber: cnnindonesia.com