Digitalisasi menjadi strategi PT Astra Agro Lestari untuk meningkatkan kinerja di tengah pandemi COVID-19. Langkah tersebut juga dianggap bisa membuat operasional perusahaan menjadi lebih efisien.
Corporate Secretary Astra Agro Lestari, Mario Casimirus Surung Gultom, mengungkapkan pihaknya sebenarnya sudah terbiasa dengan digitalisasi. Sebelum pandemi menyerang, Astra Agro sudah punya Operation Centre Astra Agro (OCA).
Sehingga ketika COVID-19 menyerang sampai saat ini, Astra Agro tinggal menggenjot digitalisasi melalui program tersebut yang dimulai sejak tiga tahun lalu.
“Ini program digitalisasi kami. Kita tahu semua bahwa pandemi dari mulai Maret tahun lalu, secara tidak sengaja dari tiga tahun sebelumnya kita sudah melakukan kontrol dari jarak jauh,” kata Mario dalam acara Workshop Wartawan Pasar Modal Group Astra secara virtual, Kamis (27/5).
Mario menjelaskan Operation Centre Astra Agro didukung aplikasi berbasis teknologi informasi untuk mencapai produktivitas dan mendukung operasional Perseroan. Aplikasi tersebut diberi nama Amanda (Aplikasi Mandor Astra Agro), Dinda (Daily Indicator of Astra Agro), dan Melli (Mill Excellent Indicator).
Mario menuturkan adanya teknologi tersebut membuat kinerja perseroan menjadi lebih efisien. Ia mengatakan saat ini pihaknya bisa mengontrol pekerjaan secara jarak jauh.
“Kita bisa mengontrol operasional kita dari ruangan di kantor pusat. Sehingga kita bisa mengambil keputusan secara tepat waktu walaupun tidak perlu ke lapangan,” ungkap Mario.
Mario memastikan pihaknya tidak berhenti berinovasi. Salah satu yang dilakukan adalah dengan mengeluarkan bibit yang tidak dimiliki perusahaan lainnya.
“Akhir tahun lalu, kita mengeluarkan bibit yang kita punya, di mana nama bibitnya AAL Nirmala (LAME X SP540T), AAL Lestari (LAME), dan AAL Sejahtera (YANGAMBI). Ini adalah produk Astra Agro Lestari sendiri yang tidak dipunya orang lain,” tutur Mario.
Sumber: Kumparan.com