Pendapatan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) meningkat pada kuartal I-2021. Tercatat pada tiga bulan pertama tahun ini, perseroan mampu membukukan pendapatan Rp5,03 triliun atau naik 4,98 persen dari Rp4,79 triliun pada periode yang sama 2020.
Meski demikian, penurunan terjadi pada laba bersih perusahaan pada kuartal I 2021. Tercatat angka yang mampu ditorehkan hanya sebesar Rp162,43 miliar atau turun 56,22 persen dari Rp371,06 miliar di kuartal I 2020.
Melihat penurunan yang terjadi, Corporate Secretary Astra Agro Lestari, Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan, levy atau pungutan ekspor sawit menjadi salah satu faktor pendorongnya.
“Penurunan laba ini sebenarnya melihat bila tahun sebelumnya levy itu hanya 55 dollar Amerika Serikat per ton,” katanya secara virtual, Kamis (27/5/2021).
Namun, ada levy progresif pada akhir tahun 2020 membuat ada penurunan 30 hingga 40 persen pada pungutan ekspor sawit pada harga CIF Rotterdam.
“Tetapi adanya levy progresif di tahun 2020, kalau kita hitung, harga CIF Rotterdam itu kira-kira dipotong 30 hingga 40 persen untuk levy dan sebagiannya itu juga ada kerugian,” ujarnya.
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memutuskan pembagian dividen sebesar 45 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2020, atau Rp 195 per saham.
SVP Communication and Public Affairs PT Astra Agro Lestari Tbk, Tofan Mahdi menuturkan, pembagian dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim Rp 42 per saham.
“Dividen yang dibagikan adalah Rp 195 per saham sudah memperhitungkan dividen interim sebesar Rp 42 per lembar yang telah dibagikan pada 19 Oktober 2020,” ujar dia kepada Liputan6.com, Rabu, 14 April 2021.
Belanja Modal pada 2021
Sebelumnya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,2 triliun pada 2021.
Angka ini tak jauh berbeda cari capex tahun lalu sekitar Rp 1 triliun. Belanja modal akan dialokasikan untuk replanting dan perawatan tanaman belum menghasilkan.
“Capex tahun ini tentu tidak akan naik terlalu tinggi karena masih dalam situasi pandemi. Jadi hal-hal itu pasti untuk hal-hal yang esensial seperti yang juga dilakukan Astra Agro di tahun lalu,” ujar Direktur Utama Astra Agro Lestari, Santosa dalam paparan publik, Rabu, 14 April 2021.
Santosa mengatakan, alokasi belanja modal terbesar untuk replanting dan perawatan tanaman yang masih belum menghasilkan. Hal ini merujuk pada agenda perseroan tiap tahun yang akan melakukan replanting sebesar 2,5 persen dari kebun yang ada.
“Ini supaya masa depan kita juga tetap terjaga dengan baik. Apalagi kalau kita sudah bisa menggunakan bibit kami yang baru harapannya adalah nantinya di usia puncaknya produktivitas per hektarnya akan lebih tinggi,” kata dia.
Selain itu, belanja modal tahun ini akan dialokasikan untuk perawatan jalan, jembatan, pabrik dan infrastruktur lainnya. Sisanya, akan digunakan untuk keperluan lain-lain.
“Itu kira-kira komposisinya memang belum akan terlalu signifikan karena masih banyak pembatasan di kebun Astra Agro. Saat ini kami juga masih membatasi akses kontraktor maupun orang luar kecuali untuk hal-hal yang esensial,” sambung Santosa.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, Mario Casimirus Surung Gultom menyebutkan belanja modal yang akan digelontorkan sebesar Rp 1,2 triliun pada 2021.
“Jadi rencananya tahun ini juga enggak jauh beda (dari tahun lalu). Tapi kami targetkan Rp 1,2 triliun tahun ini. Dan sebagian besar itu adalah untuk replanting dan perawatan tanaman belum menghasilkan,” ujar dia. (Dian Tami)
Sumber: Liputan6.com