JAKARTA — Pemerintah tengah mempercepat perundingan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) untuk meningkatkan potensi nilai perdagangan kedua negara.
Di sisi lain, IT-CEPA memiliki nilai strategis bagi Indonesia untuk menjadikan Turki sebagai hub ekspor minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) serta produk turunannya.
DIrektur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan IT-CEPA dapat dijadikan sebagai pintu masuk komoditas CPO Indonesia ke sejumlah negara tetangga Turki.
“Diharapkan kedepannya, Indonesia dapat berinvestasi di sektor palm oil-based refinery untuk memenuhi Industri Turki atau dijual ke negara di sekitar Turki,” kata Djatmiko melalui pesan WhatsApp, Minggu (7/11/2021).
Menurut dia, Turki merupakan mitra dagang non tradisional yang memiliki memiliki potensi nilai perdagangan yang cukup besar. Pada tahun 2016 hingga 2020, total nilai perdagangan kedua negara mencapai US$1,3 hingga US$1,7 miliar.
Selain CPO, dia menambahkan, akselerasi perundingan dagang itu diharapkan dapat memperluas akses pasar produk dalam negeri seperti alas kaki, mineral, kayu dan olahan kayu, produk nabati, industri kimia, hewan dan produk hewani, kulit mentah, kulit dan bulu, mesin atau listrik hingga bahan makanan.
“Pada tahap awal, IT-CEPA akan fokus membahas akses pasar barang dan isu-isu terkait perdagangan barang, seperti surat keterangan asal barang, standar, dan pengamanan perdagangan,” kata dia.
Adapun, total perdagangan Indonesia dengan Turki mencapai US$1,32 miliar selama Januari hingga Agustus 2021. Pencatatan itu mengalami kenaikan mencapai 54,09 persen jika dibandingkan dengan jumlah perdagangan pada tahun lalu yang berada di posisi US$856,7 miliar.
Indonesia mencatatkan surplus dagang mencapai US$780,25 juta dengan Turki selama Januari hingga Agustus tahun ini. Torehan surplus itu naik 60,87 persen jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu sebesar US$485,02 juta. Neraca yang surplus tahun ini berasal dari kinerja ekspor yang mencapai US$1,05 miliar dan impor sebesar US$269,98 juta.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 di Roma, Minggu (31/10/2021).
Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas mengenai kerja sama Indonesia-Turki CEPA, khususnya tentang CPO Indonesia.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pasar CPO Indonesia yang awalnya besar di Turki, namun sekarang turun nilainya akibat ada negara tetangga Indonesia yang mempunyai CEPA juga.
“Jadi untuk mengembalikannya, tentu kita perlu mengakselerasi ini. Bapak Presiden menugaskan Menteri Perdagangan menangani CEPA [dengan Turki] tersebut,” katanya, dalam siaran pers. (Nyoman Ary)
Sumber: Bisnis.com