Pemerintah berencana akan meningkatkan implementasi biodiesel dari saat ini B30 menjadi B40 atau 40% campuran Fatty Acid Methyl Esters (FAME) pada diesel berbasis fosil.
Saat ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah melakukan uji coba lab terkait pemanfaatan B40 dengan tiga komposisi.
Pertama, B40 dengan menggunakan FAME dengan spek yang berlaku sekarang. Kedua, mencampurkan B30 FAME dengan Distilled Palm Oil Methyl Ester (DPME) 10%. Ketiga, uji coba dengan B30% FAME ditambah Hydrogenated Vegetable Oil (HVO) 10%.
“Kami melakukan uji karakteristik dari sisi fisika kimia baik itu yang terkait aspek kinerja, nilai kalori, aspek lingkungan secara khusus kandungan sulfur. Hasilnya secara umum semua juga bisa berjalan di dalam engine,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana baru baru ini.
Pihaknya merekomendasikan B40 dengan dua opsi. Pertama, B30 FAME ditambah DPME 10%. Opsi kedua adalah B30 FAME ditambah HVO 10%.
Uji kinerja terbatas pada sampel B40 dan B30 FAME ditambah DPME 10% terhadap B30 menunjukkan penurunan torsi daya 1,1-2,1%, peningkatan konsumsi 1,1%, dan penurunan opasitas gas buang. Sedangkan sampel B30 FAME ditambah HVO 10% memberikan nilai tambah pada daya maksimal 0,6% dan torsi maksimal 2,6%
“Dari hal tersebut kami berpendapat bahwa produksi FAME mencukupi sebetulnya untuk penerapan B40 dari sisi kapasitas. Tapi apabila pada ujungnya kita memilih B30 ditambah DPME 10%, ini masih memerlukan waktu untuk memastikan dari produsen melengkapi fasilitasnya terkait penurunan kandungan airnya,” jelas Dadan.
Untuk mendukung program B40 di masa mendatang, pemerintah menyusun berbagai persiapan. Di antaranya menyusun standard nasional (SNI) terkait merevisi SNI spesifikasi biodiesel untuk B40, menyusun SNI untuk greenfuels dan menyusun SNI katalis, melakukan kajian teknis dan tekno ekonomi terkait pemanfaatan B40, mempersiapkan kebijakan pendukung, dan mempersiapkan insentif.
“Yang sedang disiapkan dalam jangka pendek adalah melakukan road test, baik itu otomotif atau untuk alat-alat yang lain seperti alat mesin pertanian, alat berat, locomotive dan perkapalan,” kata Dadan.
Selain itu, memastikan kesiapan badan usaha bahan bakar nabati (BU BBN), propee handling dan storage system. Lalu memastikan kesiapan infrastruktur, mendorong pembangunan bahan bakar hijau melalui program strategis nasional.
“Tentunya sosilasi kepada masyarakat menjadi hal penting juga sehingga masyarakat dapat meyakini informasi yang benar untuk sama-sama menyukseskan program B40 ini,” jelas Dadan.
Sumber: Idxchannel.com