JAKARTA – Program biodiesel membawa berkah bagi bangsa Indonesia. Mandatori bauran biodiesel sebesar 30% Atau B30 mampu menekan volume impor solar dan menekan emisi gas rumah kaca.
Program Biodiesel dalam kerangka pendanaan BPDPKS yang diimplementasikan sejak tahun 2015 dengan tujuan untuk menjaga stabilitas harga CPO, mendorong kemandirian dan ketahanan energi nasional, pengurangan emisi gas rumah kaca dan penghematan devisa yang berasal dari berkurangnya impor solar hingga tahun 2021.
Eddy Abdurrachman, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah menyalurkan volume biodiesel sebesar 33,07 juta KL.
“Indonesia mampu menghemat devisa karena tidak perlu impor bahan bakar minyak jenis minyak Solar sebesar Rp 209,62 Triliun dan pengurangan emisi gas rumah kaca sekitar 49,45 JutaTon CO2e,” ujar Eddy dalam presentasinya.
Ia menjelaskan tren peningkatan harga minyak dunia dan ekspektasi normalisasi harga CPO, maka diharapkan selisih harga biodiesel dan solar di tahun 2022 yang lebih baik,” imbuh Eddy lagi.
Data BPDPKS menunjukkan pergerakan HIP Biodiesel periode Juli 2015- Des 2021 berada di rentang Rp6.371-Rp13.746/liter. Sedangkan HIP Solar berada di rentang Rp2.801-Rp8.994/liter.
Dijelaskan Eddy bahwa untuk menjaga keberlanjutan program energi baru dan terbarukan (EBT) melalui Mandatori Biodiesel, Pemerintah telah menyesuaikan tarif Pungutan Ekspor melalui PMK 76/2021.
“Kebutuhan Program Mandatori Biodiesel yang terus meningkat setiap tahun, perlu dibarengi dengan peningkatan produktivitas kebun sawit agar kebutuhan bahan baku biodiesel sawit dapat terpenuhi di masa mendatang,” urainya.
Sumber: Sawitindonesia.com