JAKARTA – Emiten perkebunan dan pengolahan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berencana mencapai net zero emission dalam jangka panjang. Hal ini sejalan dengan pemerintah yang mencanangkan Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060.
Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa mengatakan, tim internal Astra Agro saat ini masih menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mewujudkan target tersebut. Akan tetapi, dia berharap net zero emission dalam proses bisnis Astra Agro Lestari bisa tercapai lebih cepat dibanding target waktu pemerintah.
Santosa menyebut, ada beberapa program besar yang rencananya akan dijalankan Astra Agro untuk mewujudkan proses bisnis yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan menggunakan bahan bakar yang menghasilkan pelepasan karbon lebih baik.
Untuk itu, Astra Agro akan mengevaluasi penggunaan teknologi dalam rangka meminimalkan emisi. “Bisa saja nanti kami menggunakan methane capture atau renewable energy atau solar. Semua itu lagi kami kumpulkan seberapa besar potensinya dan membutuhkan capex berapa,” kata Santosa dalam acara media gathering secara virtual, Selasa (15/2).
Di samping itu, Astra Agro juga akan melakukan program reforestasi di beberapa lahan-lahan kritis yang tidak produktif lagi, baik yang dimiliki perusahaan atapun di luar kepemilikan perusahaan. Untuk itu, AALI akan mengeksplorasinya, bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mitra strategis, maupun masyarakat sekitar.
Dari aspek keberlanjutan, Astra Agro Lestari juga akan terus mendorong para petani sawit yang menjadi pemasok tandan buah segar ke perusahaan untuk memperoleh sertifikat ISPO alias Indonesia Sustainable Palm Oil. Harapannya, praktik pertanian yang dijalankan para mitranya dapat sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Santosa menyadari hal tersebut membutuhkan waktu. Untuk itu, Astra Agro akan memberikan bantuan teknis dan finansial dengan paket-paket yang ada, mengingat mitra sangat berkontribusi terhadap kemampuan produksi perusahaan di tengah pemberlakuan moratorium pembukaan lahan baru sawit sejak 2018.
Sumber: KONTAN.CO.ID