Setiap pengelolaan budidaya kelapa sawit berkaitan erat dengan hama yang ada di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pengelolaan hama menjadi salah satu prioritas bagi Perseroan dalam menjalankan bisnis prosesnya. Dalam menjaga hama dan penyakit kelapa sawit, Perseroan menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Konsep PHT mampu menekan populasi hama secara berkelanjutan serta tidak memberikan ancaman keselamatan manusia, hewan dan lingkungan. Secara menyeluruh bahwa pengendalian hama terpadu adalah kombinasi pengendalian hayati serta pengendalian teknis. Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami dari predator, parasitoid maupun entomopatogen yang secara alami akan menekan populasi hama sehingga terjadi keseimbangan dan tidak mencemari lingkungan. Pengendalian teknis akan dijalankan sebagai alternatif terakhir apabila pengendalian alami dan hayati tidak mampu menekan populasi hama secara signifikan.
Pemanfaatan teknologi pemetaan digital kami terapkan dalam sistem pengamatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) secara dini yang dikenal dengan “Early Warning System” (EWS) dengan tujuan diperoleh data mengenai populasi hama, penyakit, dan keberadaan musuh alami secara cepat dan akurat. Hal ini sebagai dasar upaya pengambilan keputusan untuk melakukan pengendalian lebih lanjut atau tidak.
Dalam menekan serangan OPT, Perseroan melakukan upaya pengembangan dan introduksi musuh alami pada areal yang berpotensi terjadinya serangan. Perseroan memanfaatkan serangga predator (Sycanus spp.) untuk menekan populasi hama Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS), melakukan pengembangbiakan cendawan Metarhizium sp. untuk hama kumbang badak, melakukan preventif terhadap serangan Ganoderma dengan aplikasi cendawan antagonis Trichoderma sp. dan mengembangkan Burung Hantu sebagai predator alami hama tikus.