Profil Perusahaan

PT Astra Agro Lestari Tbk atau Astra Agro (“Perseroan”) merupakan salah satu inisiator di industri kelapa sawit Indonesia. Didirikan pada 3 Oktober 1988 dengan nama PT Suryaraya Cakrawala, dan berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga di tahun 1989. Perseroan yang merupakan anak usaha PT Astra International Tbk (Astra) ini juga pernah menjalankan usaha pengelolaan perkebunan teh dan kakao di Jawa Tengah pada tahun 1990 dan kini Perseroan telah memfokuskan usaha di bidang perkebunan kelapa sawit.
Sebagai langkah untuk menjaga keberlangsungan usaha, Perseroan secara rutin melaksanakan program replanting di seluruh kebun Astra Agro untuk memperbarui tanaman dan meningkatkan hasil buah kelapa sawit Perseroan di masa mendatang. Saat ini, Astra Agro mencatatkan total area perkebunan seluas 284.831 hektar yang terletak di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Luas lahan tersebut terdiri dari kebun inti seluas 212.602 hektar dan kebun plasma seluas 72.229 hektar.
Sejalan dengan misi Perseroan untuk menjadi perusahaan yang berkontribusi bagi pembangunan dan kesejahteraan bangsa, pada tahun 2022 Perseroan memperkuat komitmen terhadap tata kelola yang berkelanjutan dengan memperkenalkan sebuah inisiatif yaitu Astra Agro Sustainability Aspiration 2030 meliputi Sustainability Development Goals (SDGs) yang sesuai dengan prinsip-prinsip Environment, Social, and Governance (ESG). Astra Agro Sustainability Aspiration 2030 menjadi strategi perusahaan yang dilaksanakan melalui 12 inisiatif yang tercakup dalam strategi Triple-P Roadmap yaitu Portfolio, People, dan Public Contribution, dengan Good Corporate Governance (GCG) sebagai key enabler.
Astra Agro telah menjadi salah satu perusahaan pertama yang memperoleh Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tahun 2012 melalui salah satu anak usaha Perseroan. Hal ini merupakan upaya dalam memenuhi standar perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Hingga saat ini, mayoritas anak perusahaan Perseroan telah bersertifikasi ISPO. Selain itu, sejumlah anak perusahaan Perseroan telah memperoleh sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC). Hal ini merupakan bentuk komitmen Perseroan dalam memperkuat keberlanjutan.
PT Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) merupakan perusahaan yang terbentuk atas penggabungan (merger) dari beberapa perusahaan yang mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Berawal dari perkebunan ubi kayu, kemudian mengembangkan tanaman karet, hingga pada tahun 1984, dimulailah budidaya tanaman kelapa sawit di Provinsi Riau dan di tahun 1988, Perseroan resmi menjadi industri yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit serta terus berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar dengan memiliki manajemen yang baik. Sampai dengan tahun 2021, luas area yang dikelola Perseroan mencapai 286.727 hektar yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sejak awal berdirinya menjadi perusahaan pengelola perkebunan kelapa sawit, Perseroan telah membangun kerjasama dengan masyarakat dalam bentuk kemitraan inti-plasma dan kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat (Income Generating Activity/IGA) baik melalui budidaya tanaman kelapa sawit maupun non kelapa sawit. Kerjasama tersebut memastikan bahwa kehadiran perkebunan kelapa sawit yang dikelola Perseroan juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar.
Eratnya hubungan perusahaan dengan masyarakat, tentunya Perseroan berupaya mewujudkan misinya dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kegiatan Corporate Social Resposibility (CSR) yang mengacu pada 4 pilar, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan, sehingga diharapkan mampu berkontribusi dalam pembangunan dan kesejahteraan bangsa.
Seiring dengan pertumbuhan usaha Perseroan, pada tahun 1997 Perseroan menjadi perusahaan publik, melakukan Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (saat itu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Saat ini kepemilikan saham publik Perseroan mencapai 20,32% dari total 1,925 miliar saham yang beredar. Kepercayaan investor yang tinggi terhadap Perseroan dicerminkan dengan posisi harga saham yang kuat. Pada perdagangan yang berakhir tanggal 31 Desember 2021, harga saham Perseroan dengan kode perdagangan “AALI ditutup pada posisi Rp 9.500,-.
Untuk memeperluas cakupan bidang usaha, Perseroan juga mengembangkan industri hilir. Perseroan telah mengoperasikan pabrik pengolahan minyak sawit (refinery) di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, dan Dumai, Provinsi Riau. Produk minyak sawit olahan dalam bentuk Olein, Stearin, dan PFAD ini dibuat untuk memenuhi permintaan pasar ekspor antara lain dari Tiongkok, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan. Perseroan juga telah mengoperasikan pabrik pencapuran pupuk NPK di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah sejak tahun 2016 dan di Bumiharjo, Provinsi Kalimantan Tengah sejak tahun 2017.
Adapun upaya Perseroan dalam mengembangkan usaha ke industri hilir sebagai pengolah kelapa sawit melalui anak perusahaan, yakni PT Tanjung Sarana Lestari pada tahun 2014 yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Barat. Sebagai bagian anak perusahaan juga, PT Tanjung Bina Lestari pada tahun 2017 yang berlokasi di Sulawesi Barat untuk mengolah PKO (minyak inti sawit). Tak hanya dalam negeri, Perseroan memiliki kantor pemasaran di Singapura dengan nama Astra-KLK Pte. Ltd yang merupakan ventura bersama antara Perseroan dengan Kuala Lumpur Kepong Plantation Holdings Sdn, Bhd (KLK Pte Ltd).
Menghadapi tantangan dimasa mendatang, Perseroan memfokuskan strategi usaha pada upaya peningkatan produktivitas, meningkatkan efisiensi di semua lini, serta diversifikasi usaha pada sektor-sektor prospektif yang terhubung dengan usaha inti dibidang perkebunan kelapa sawit.
Sapta Budaya Perusahaan
Budaya Kerja PT Astra Agro Lestari Tbk merupakan nilai-nilai yang dipercaya oleh Perusahaan untuk menjadi seorang insan Astra Agro. Budaya tersebut tertuang dalam Sapta Budaya Perusahaan yang terdiri dari tujuh budaya dan diartikan dalam 28 definisi.
- Jujur dan Bertanggung Jawab
- Triple S
- Fanatik
- Peduli
- Kontrol
- Pembinaan dan Innovasi
- Korsa
2024
- Pada awal tahun 2024, Perseroan telah meluncurkan dan menggunakan puput ASTEMIC (pupuk organik) yang ramah lingkungan.
- Perseroan memberikan pernyataan resmi telah mendaftar sebagai anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada 11 Juli 2024.
2022
- Astra Agro mulai menetapkan Sustainability Aspirations sebagai strategi Perseroan dalam mengimplementasikan Triple-P Roadmap Strategy (Portfolio, People, and Public Contribution).
2021
- Pada kegiatan riset dan pengembangan yang telah dilakukan Perseroan,maka diluncurkan tiga varietas bibit unggul baru yang dinamakan AAL Lestari, AAL Sejahtera, dan AAL Nirmala.
2019
- Pada bulan Mei 2019, Perseroan melakukan pengembangan terhadap usaha penggemukan sapi di Kecamatan Waru, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur.
2017
- Beroperasinya pabrik pencampuran pupuk yang kedua di Kalimantan Tengah.
2016
- AAL menawarkan 349.943.333 saham baru dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Diperdagangkan sesuai dengan OJKR No 32/2015 untuk jangka waktu 5 (lima) hari yaitu 13 Juni 2016 sampai dengan 17 Juni 2016.
- Pada Juni 2016, Perseroan melakukan pengembangan usaha peternakan sapi dalam bentuk pengembangbiakan (breeding) dan penggemukan (fattening) dipusatkan di Desa Pandu Senjaya, kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
2015
- Pada bulan Januari 2015, Perseroan melakukan penyertaan saham sebesar 50% pada refinery yang dimiliki oleh KL-Kepong Plantation Holding Sdn, Bhd. dengan kapasitas pengolahan sebesar 2.000 ton CPO per hari dan berlokasi di Dumai, Provinsi Riau.
- Perseroan mempublikasikan Kebijakan Keberlanjutan pada September 2015
2014
- Pada bulan Januari 2014, pabrik pengolahan minyak sawit (CPO refinery) dengan nama PT Tanjung Sarana Lestari (TSL) yang berlokasi di Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi barat, diresmikan dan mulai beroperasi. Refinery ini memiliki kapasitas produksi sebesar 2.000 ton CPO per hari dan menghasilkan produk RBDPO, Olein, Stearin, dan PFAD.
2013
- Tanggal 30 Agustus 2013, AAL menggandeng perusahaan di Malaysia, KL-Kepong Plantation Holding Sdn, Bhd. membentuk usaha patungan, ASTRA-KLK Pte, Ltd., Perusahaan baru ini berdomisili di Singapura yang bergerak dalam perdagangan komoditas kelapa sawit.
2012
- ISPO: Astra Agro terlibat aktif dalam pengembangan Standar ISPO dan menjadi perusahaan bersertifikat ISPO pertama melalui PT SAL1 - Jambi.
2011
- AAL memulai penanaman kebun induk asal Kamerun.
2010
- Research Center AAL di Kalimantan Tengah mulai berfungsi sebagai pusat penelitian, pengembangan dan laboratorium agronomi.
2009
- Untuk pertama kalinya AAL mencetak produksi minyak kelapa sawit (CPO) di atas satu juta ton, tepatnya 1.082.953 ton.
2008
- Seed Processing Unit (SPU) AAL di Kalimantan Tengah mulai berfungsi dengan melakukan pengecambahan biji segar dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)Marihat.
2004
- Untuk lebih fokus pada komoditas sawit, AAL melakukan divestasi usaha pada perkebunan kakao, teh, dan karet.
2000
- Pada tanggal 22 Maret 2000, AAL melakukan penawaran umum obligasi pertama dengan tingkat bunga tetap dengan nilai nominal sebesar Rp 500 miliar untuk periode 5 tahun yang dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya.
1997
- Pada tanggal 30 Juni 1997, PT Suryaraya Bahtera merger ke dalam PT Astra Agro Niaga dan bersamaan dengan bergabungnya PT Suryaraya Bahtera tersebut, PT Astra Agro Niaga mengubah nama menjadi PT Astra Agro Lestari (AAL) dan meresmikan logo baru AAL pada tahun yang sama.
- Pada tanggal 9 Desember 1997, AAL mencatatkan sahamnya di Busa Efek Jakarta dan Surabaya menandai dimulainya babak baru perkembangan AAL sebagai perusahaan publik
- Luas tanaman kelapa sawit yang dikelola oleh AAL mencapai 164.019 hektar, terdiri dari 36.000 hektar kebun plasma dan 128.019 hektar kebun inti.
1992
- Astra mengkonsolidasikan anak perusahaan agribisnisnya, Gunung Huma Grup dan menggabungkannya ke PT Astra Agro Niaga.
- PT Astra Agro Niaga meluncurkan minyak goreng cap “Sendok”
1990
- Astra mengembangkan kebun teh seluas 1.035 hektar dan kakao seluas 952 hektar di Jawa Tengah.
1988
- Pada tanggal 3 Oktober 1988, Astra mendirikan PT Suryaraya Cakrawala yang kemudian pada bulan Agustus 1989 berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga.