Profil Perusahaan
PT Astra Agro Lestari Tbk atau Astra Agro (“Perseroan”) berdiri sejak 3 Oktober 1988 dengan nama PT Suryaraya Cakrawala. Pada Agustus tahun 1989, Perseroan berganti nama menjadi PT Astra Agro Niaga. Perseroan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit ini, juga pernah mengembangkan perkebunan teh dan kakao di Jawa Tengah pada tahun 1990 dan meluncurkan produk minyak goreng dengan merek “Cap Sendok” pada tahun 1992.
Pada tahun 1997, PT Astra Agro Niaga berubah nama menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode AALI pada 9 Desember di tahun tersebut. Hingga saat ini, PT Astra International Tbk memiliki 79,68% saham Astra Agro dan 20,32% saham dimiliki oleh Publik.
Perseroan telah melakukan pengembangan usaha dengan menggandeng perusahaan asal Malaysia, yaitu Kuala Lumpur (KL)-Kepong Plantation Holding Sdn, Bhd pada tahun 2013 dengan membentuk usaha patungan ASTRA-KLK Pte, Ltd sebagai kantor pemasaran yang berdomisili di Singapura. Selanjutnya pada tahun 2014, Perseroan membangun pabrik pengolahan minyak sawit dengan nama PT Tanjung Sarana Lestari (TSL) yang berlokasi di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat. Pabrik ini dapat menghasilkan produk-produk turunan seperti RBDPO, Olein, Stearin, dan PFAD ditujukan untuk memenuhi pasar ekspor dari Tiongkok dan Filipina.
Pada tahun 2015, Perseroan melakukan penyertaan saham sebesar 50% pada refinery yang dimiliki oleh KL-Kepong Plantation Holding Sdn, Bhd. yang berlokasi di Dumai, Provinsi Riau. Selain itu, Perseroan juga mendirikan pengolahan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO) melalui anak perusahaan PT Tanjung Bina Lestari (TBL) pada tahun 2017 yang berlokasi di Sulawesi Barat.
Pengembangan bagian yang membantu proses bisnis berjalan dengan baik, Perseroan melakukan inovasi dalam membangun pabrik pencampuran pupuk NPK melalui dua anak perusahaan, yaitu PT Cipta Agro Nusantara yang berlokasi di Sulawesi Tengah pada tahun 2016 serta PT Bhadra Cemerlang yang berlokasi di Kalimantan Tengah pada tahun 2017.
Sebagai upaya dalam menjaga keberlangsungan usaha, Perseroan secara konsisten melaksanakan program replanting yang bertujuan untuk meremajakan tanaman dan meningkatkan produksi buah kelapa sawit Perseroan di masa yang akan datang di seluruh perkebunan Astra Agro. Hingga saat ini, Astra Agro mencatat total luas area perkebunan sebesar 285.387 hektar yang berlokasi di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Luasan perkebunan Perseroan tersebut terbagi dalam kebun inti sebesar 213.158 hektar dan kebun plasma sebesar 72.229 hektar.
Perseroan kembali memantapkan komitmen terkait dengan tata kelola yang berkelanjutan (sustainability) pada tahun 2022 dengan menerbitkan inisiatif bertajuk Astra Agro Sustainability Aspiration 2030 yang menjadi strategi perusahaan di tahun tersebut. Inisiatif keberlanjutan yang terdapat dalam Sustainability Development Goals (SDGs) serta sesuai dengan prinsip-prinsip Environment, Social and Governance (ESG). Astra Agro Sustainability Aspiration 2030 diimplementasikan melalui 12 inisiatif yang terangkum dalam Triple-P Road Map Strategy, yaitu Portfolio, People, dan Public Contribution dengan Good Corporate Governance (GCG) sebagai key enabler.
Sebagai komitmen Perseroan terhadap keberlanjutan, Perseroan telah memenuhi standar keberlanjutan yang telah ditetapkan diantaranya adalah Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Astra Agro pun menjadi salah satu perusahaan pertama yang mendapatkan ISPO pada tahun 2012 di salah satu anak perusahaan Perseroan. Hingga saat ini, hampir seluruh anak perusahaan Perseroan telah bersertifikasi ISPO. Selain itu, beberapa anak usaha Perseroan juga memiliki sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC).
Dalam menghadapi tantangan di masa mendatang, secara agile Perseroan terus mengembangkan dan menyesuaikan strategi perusahaan dengan keadaan bisnis yang sedang berjalan agar dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta melakukan diversifikasi lini bisnis prospektif yang berhubungan dengan bisnis kelapa sawit.
PT Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) merupakan perusahaan yang terbentuk atas penggabungan (merger) dari beberapa perusahaan yang mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Berawal dari perkebunan ubi kayu, kemudian mengembangkan tanaman karet, hingga pada tahun 1984, dimulailah budidaya tanaman kelapa sawit di Provinsi Riau dan di tahun 1988, Perseroan resmi menjadi industri yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit serta terus berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar dengan memiliki manajemen yang baik. Sampai dengan tahun 2021, luas area yang dikelola Perseroan mencapai 286.727 hektar yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sejak awal berdirinya menjadi perusahaan pengelola perkebunan kelapa sawit, Perseroan telah membangun kerjasama dengan masyarakat dalam bentuk kemitraan inti-plasma dan kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat (Income Generating Activity/IGA) baik melalui budidaya tanaman kelapa sawit maupun non kelapa sawit. Kerjasama tersebut memastikan bahwa kehadiran perkebunan kelapa sawit yang dikelola Perseroan juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar.
Eratnya hubungan perusahaan dengan masyarakat, tentunya Perseroan berupaya mewujudkan misinya dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kegiatan Corporate Social Resposibility (CSR) yang mengacu pada 4 pilar, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan, sehingga diharapkan mampu berkontribusi dalam pembangunan dan kesejahteraan bangsa.
Seiring dengan pertumbuhan usaha Perseroan, pada tahun 1997 Perseroan menjadi perusahaan publik, melakukan Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (saat itu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Saat ini kepemilikan saham publik Perseroan mencapai 20,32% dari total 1,925 miliar saham yang beredar. Kepercayaan investor yang tinggi terhadap Perseroan dicerminkan dengan posisi harga saham yang kuat. Pada perdagangan yang berakhir tanggal 31 Desember 2021, harga saham Perseroan dengan kode perdagangan “AALI ditutup pada posisi Rp 9.500,-.
Untuk memeperluas cakupan bidang usaha, Perseroan juga mengembangkan industri hilir. Perseroan telah mengoperasikan pabrik pengolahan minyak sawit (refinery) di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, dan Dumai, Provinsi Riau. Produk minyak sawit olahan dalam bentuk Olein, Stearin, dan PFAD ini dibuat untuk memenuhi permintaan pasar ekspor antara lain dari Tiongkok, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan. Perseroan juga telah mengoperasikan pabrik pencapuran pupuk NPK di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah sejak tahun 2016 dan di Bumiharjo, Provinsi Kalimantan Tengah sejak tahun 2017.
Adapun upaya Perseroan dalam mengembangkan usaha ke industri hilir sebagai pengolah kelapa sawit melalui anak perusahaan, yakni PT Tanjung Sarana Lestari pada tahun 2014 yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Barat. Sebagai bagian anak perusahaan juga, PT Tanjung Bina Lestari pada tahun 2017 yang berlokasi di Sulawesi Barat untuk mengolah PKO (minyak inti sawit). Tak hanya dalam negeri, Perseroan memiliki kantor pemasaran di Singapura dengan nama Astra-KLK Pte. Ltd yang merupakan ventura bersama antara Perseroan dengan Kuala Lumpur Kepong Plantation Holdings Sdn, Bhd (KLK Pte Ltd).
Menghadapi tantangan dimasa mendatang, Perseroan memfokuskan strategi usaha pada upaya peningkatan produktivitas, meningkatkan efisiensi di semua lini, serta diversifikasi usaha pada sektor-sektor prospektif yang terhubung dengan usaha inti dibidang perkebunan kelapa sawit.